Industri Eksploitasi Air Tanah

Sumber:Koran Sindo - 29 Juni 2010
Kategori:Air Minum

PURWAKARTA(SI) – Penggunaan air tanah dalam oleh industri pada area cekungan di Kecamatan Campaka dan Cibatu,Kabupaten Purwakarta, mengancam ketersediaan air. Dampak tak terkendalinya penggunaan air di lokasi tersebut bisa dirasakan pula oleh warga Kabupaten Karawang.

Menurut Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Purwakarta Wawan Tarsamana Setiawan,belum maksimalnya pembuatan sumur resapan atau embung air oleh kalangan industri membuat potensi terganggunya air tanah dalam cukup besar. ”Dalam hal ini perlu penegasan melalui regulasi tentang kewajiban membuat sumur resapan agar ketersediaan air di daerah cekungan tetap aman.

Selama ini,imbauan tersebut ternyata belum maksimal,” ujar Tarsamana kemarin. Kegunaan embung atau sumur resapan ini sangat penting sebagai sarana penyerapan agar ketersediaan air di daerah cekungan tetap stabil.Penataan penggunaan air ini perlu koordinasi secara sistematis agar output yang dihasilkan dapat ditaati semua pihak. Selain daerah cekungan,daerah antara Sadang sampai Kawasan Industri Kota Bukit Indah (KBI) cukupminimketersediaanairtanah.

Bahkan di daerah tersebut sama sekali tidak ada air tanah dalam, sehingga industri di daerah tersebut lebih diarahkan kepada pabrik yang tidakterlalubanyakmemerlukanair seperti industri garmen. Adapun penggunaan air industri sepanjang Sadang dan KBI lebih didominasi oleh sumur pantek.Persoalan yang muncul adalah pengendalian kedalaman sumur yang harus memenuhi ketentuan di antaranya jangan sampai melebihi kedalaman 50 meter.Bila melebihi, maka bisa mengganggu ketersediaan air di masyarakat.

Solusi ke depan, pasokan air untuk industri di daerah Sadang sampai KBI dengan membuat pipanisasi dari Waduk Jatiluhur. Namun, keinginan itu belum terlaksana lantaran tidak adanya investor yang berani berinvestasi. Aktivis Forum Mahasiswa Peduli PAD (FMPP) Kiki Rizkiana mendesak penataan atas penggunaan air harus cepat dilakukan,sebab dampak yang terjadi bila tidak terkendali adalah kekeringan di kawasan pemukiman.”Kami justru mengkhawatirkan kekeringan di daerah Campaka dan Cibatu,”ucapnya. (asep supiandi)



Post Date : 29 Juni 2010