|
INDRAMAYU, (PR).Hampir sebagian besar kecamatan di Kabupaten Indramayu, terutama pesisir pantura, dinyatakan rawan banjir. Bahkan di kawasan itu, potensi rawan banjir bisa mencapai 40 hingga 50.000 hektare yang meliputi permukiman dan areal persawahan. Data yang diperoleh "PR" di PU Pengairan, Kamis (12/1) menunjukkan, dari 24 kecamatan hampir keseluruhan rawan banjir. Potensi genangan terluas berada di Indramayu tengah, melintang dari daerah selatan meliputi Kec. Cikedung Terisi, Gabuswetan, Kroya, Bongas, sampai Losarang, dan Kandanghaur. Di daerah itu, potensi genangan mencapai sekira 30.000 ha. Bahkan di Indramayu tengah, dalam sepekan terakhir kebanjiran. Di Kecamatan Gabuswetan, Bongas, dan Kandanghaur, banjir telah merendam ribuan rumah penduduk dan sedikitnya 5.000 ha areal sawah. Potensi banjir di Indramayu barat meliputi Kec. Sukra, Anjatan, dan Haurgeulis. Sedangkan di wilayah timur meliputi Kec. Bangodoa, Kertasemaya, Sukagumiwang, Sliyeg, Juntinyuat, Krangkeng, Karangampel, dan Balongan. Wilayah perkotaan juga rawan banjir, di antaranya Kec. Indramayu, Sindang, dan Lohbener. Sementara di Kec. Bangodoa, Sukagumiwang, dan Kertasemaya, selain rawan banjir, juga rawan longsor, yang mengancam ratusan rumah penduduk di sepanjang bantaran Sungai Cimanuk. "Daerah kami tak hanya berpotensi banjir, tetapi juga tanah longsor. Potensi banjir dan longsor sangat terasa di Sukagumiwang. Lihat saja dalam peta, ada sebagian wilayah kami yang lokasinya terjepit diantara dua sungai besar, yakni Sungai Cimanuk dan Prajagumiwang, jaraknya sangat pendek, ada yang cuma 50 meter," tutur Camat Sukagumiwang, Dudung Indra Ariska. Plt. Kepala PU Pengairan, E. Rukanda menjelaskan, daerah rawan banjir tersebut kini dalam status siaga I. Seluruh petugas pengamat pengairan diminta berjaga-jaga selama 24 jam. Sejumlah sungai besar menjadi prioritas pengamatan, yakni Cimanuk, Rambatan, Pangkalan, Cilalanang, Sumbermas, dan Cipanas. Menurut laporan terakhir, volume air dari daerah hulu sungai-sungai besar tadi melebihi batas normal. Bupati Indramayu, H. Irianto M.S. Syafiuddin menuturkan, untuk mengantisipasi terjadinya banjir telah dibentuk Posko Satlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA) di tingkat kabupaten dan kecamatan, serta penyediaan bantuan berupa mi instan, beras, dan lauk-pauk. Bantuan ini dikoordinasikan di Bagian Kesra dan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK. Di Kab. Cirebon, 15 kecamatan dinilai rawan banjir dan longsor. Kerawanan ini didasarkan atas kondisi kerusakan lingkungan serta faktor geografis di masing-masing kecamatan. Menurut data, luas areal lahan kritis di Kab. Cirebon mencapai 8.056 ha. Di Kabupaten Majalengka, terdapat sekira 33.402 ha lahan kritis yang mengancam terjadinya longsor dan banjir, 23.970 ha di antaranya, berada di luar kawasan hutan atau lahan yang dikelola oleh masyarakat. Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Kab. Sumedang menyiapkan berbagai langkah antisipasi menghadapi ancaman longsor dan banjir. Satkorlak PB Sumedang juga meminta aparat kecamatan dan pemerintah desa yang memiliki wilayah rawan dari ancaman bencana untuk berjaga-jaga serta segera melakukan langkah penanganan jika sewaktu-waktu bencana itu terjadi. Demikian dikatakan Ketua Satkorlak PB Sumedang, Atje Arifin, A., S.H., S.Ip., didampingi Wakilnya, Drs. H. Ali Badjri, M.M., Kamis (12/1). (A-93/A-146/C-34/A-91) Post Date : 13 Januari 2006 |