|
NUSA DUA (SINDO) Delegasi Indonesia memperjuangkan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) skala mikro dalam Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Nusa Dua, Bali, kemarin. Menurut Indonesia, banyak proyek CDM skala mikro yang bisa dikembangkan di negara kepulauan ini. Pernyataan itu diungkapkan Sunaryo, delegasi dari Indonesia. Jika proposal Indonesia itu berhasil disetujui dalam UNFCCC, banyak keuntungan yang akan didapatkan rakyat. CDM skala kecil itu kami usulkan agar pemilik usaha kecil dapat terlibat. Tentunya kita berharap masyarakat dapat berpartisipasi. Namun kenyataannya, belum satu pun yang diimplementasikan, kata Sunaryo di Paviliun Indonesia Bali International Convention Center (BICC). Menurut Sunaryo, kendala belum terlaksananya proyek CDM skala mikro tersebut cukup banyak. Pertama, harus ada pihak ketiga yang bisa memverifikasi jalannya proyek CDM skala mikro tersebut. Artinya, usulan proyek itu belum disetujui, harus mengeluarkan ongkos terlebih dahulu, ungkapnya. Kedua, banyak tahap yang harus dilalui untuk membangun proyek CDM. Ketiga, harga pasar karbon yang ditawarkan untuk negara dunia ketiga rata-rata USD34, bahkan ada yang hanya USD2, kata Sunaryo. Harga tersebut, menurut Sunaryo, jauh lebih rendah dibandingkan harga pasar karbon di Eropa atau Amerika Serikat. Di Eropa, harga pasar karbon bisa 1520 euro. Bahkan, perdagangan sertifikat karbon ini bisa dua kali lipat. Di AS bisa mencapai USD40 dolar, kata Sunaryo. Karena itulah, delegasi Indonesia menuntut harga yang lebih adil. Menurut ahli ekonomi global, agar CDM berhasil, harus ada satu harga yang sama. Jika ini dilakukan, akan terjadi bisnis yang adil, kata Sunaryo. Jika situasi yang adil itu tercipta, delegasi Indonesia yakin CDM akan berkembang di Indonesia. Kita akan mendapat banyak manfaat dari bisnis CDM tersebut, kata Sunaryo. Jika CDM skala mikro ini sukses, ada belasan ribu ton karbon yang dapat dikurangi di masa depan. Untuk itu, mekanisme CDM tersebut harus disederhanakan dibandingkan dengan bentuk yang reguler, kata Sunaryo. Masnellyarti Hilman, delegasi Indonesia yang lain, menambahkan, mereka telah berhasil memasukkan sejumlah agenda penting dalam pembahasan kelompok kontak UNFCCC. Kita berhasil memasukkan agenda penyederhanaan proses dalam CDM. Usul Indonesia tentang distribusi regional, pembangunan kapasitas, juga masuk ke proses negosiasi, katanya. (syarifudin) Post Date : 07 Desember 2007 |