|
Makassar, Kompas - Kerusakan hutan yang terjadi di Sulawesi Selatan menyebabkan hanya 6 persen air yang bisa diserap dari 82 miliar meter kubik per tahun air yang jatuh di wilayah ini. Padahal untuk memenuhi kebutuhan air di Sulawesi Selatan (Sulsel), setidaknya 11 persen air yang harus diserap. Karena itu, program konservasi hutan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan air di tengah kian bertambahnya jumlah penduduk dan berkurangnya areal hutan. Kepala Dinas Sumber Daya Air Zainuddin Sake di Makassar, Selasa (7/11), menjelaskan, beberapa waktu lalu Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Sulsel Tan Malaka Guntur mengatakan, sekitar 600.000 hektar dari total dua juta hektar lahan hutan di Sulsel saat ini dalam keadaan kritis. Kondisi ini disebabkan alih fungsi lahan, penggundulan hutan, serta kaburnya batas-batas antara hutan produksi dan hutan lindung maupun hutan konservasi. Masalah ini kian parah dan luasannya terus bertambah karena kurangnya pengawasan tata ruang yang menyebabkan banyaknya kawasan hutan dan daerah tangkapan air yang berubah jadi permukiman. "Setiap tahun ada sekitar 82 miliar meter kubik air yang jatuh di Sulsel. Tapi dari jumlah itu, hanya sekitar 6 persen atau sekitar 8 miliar meter kubik saja yang bisa terserap," kata Zainuddin. Karena itu, Zainuddin mengingatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk pemerintah, untuk betul-betul menerapkan Undang-Undang Nomor 70 Tahun 2004 tentang sumber daya air, khususnya pada pemeliharaan sumber daya air. (Ren) Post Date : 09 November 2006 |