DENPASAR - Hujan deras yang mengguyur Kota Denpasar, Rabu (28/7) kemarin, kembali membawa petaka buat ibukota Bali. Bencana banjir menerjang hingga membuat beberapa daerah di Kecamatan Denpasar Barat (Denbar) terendam. Tidak ada korban jiwa manusia, tetapi kerugian akibat kejadian ini diprediksi mencapai Rp 1 miliar.
Berdasarkan pengamatan koran ini, genangan air banjir hingga pukul 11 siang. Akibatnya beberapa ruas jalan tidak dapat dilewati. Terutama di daerah Padangsambian yang berbatasan dengan Kabupaten Badung. Selain jalan raya, beberapa pelinggih juga kena terjangan banjir.
Kerusakan parah terjadi di daerah Jalan Pura Demak dan Padang Sambian. Air sungai menggenangi perumahan warga yang sering menjadi langganan banjir ini.
Menurut penuturan warga, air mulai meninggi ketika pukul 23.00. Hingga mengakibatkan warga sekitar panik karena ketinggian air semakin meninggi. ''Hujannya lebat, tapi karena sudah dibangun tanggul air tidak bisa ke sungai lagi," kata salah seorang warga pada Kamis (29/7) kemarin.
Air yang menggenang hingga siang hari kemarin di lokasi ini mengakibatkan 4 ekor sapi mati akibat terendam air. Sementara itu, lokasi terparah lainnya adalah di SD 11 dan 13 Padangsambian di Jalan Gunung Tangkuban Perahu, Denpasar Barat.
Air setinggi 1 meter menggenangi sekolah dan mengakibatkan siswa tidak bisa menjalankan aktivitas belajar mengajar karena bangunan terendam. Di kawasan ini pula, petugas mengevakuasi sebanyak 17 orang. Lantaran banyak rumah warga yang rusak kena terjangan air.
Menariknya, Wali Kota Denpasar IB Rai Darmawijaya Mantra sempat meninjau. Namun, tidak ada anak buahnya yang tiba di lokasi terlebih dulu.
Selain di Jalan Gunung Tangkuban Perahu, kawasan langganan banjir lainnya, yakni Monang-Maning juga terendam air setinggi leher orang dewasa. Bahkan, di Banjar Buana santi, 10 orang dieavakuasi. Berdasarkan catatan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar, lokasi yang kena terjangan banjir cukup banyak.
Seperti di kawasan Jalan Mahendradatta Gang Manggis, air setinggi 1,5 meter. Di Jalan Buana Raya depan Kantor Pos juga terendam. Di Jalan Gunung Talang I, petugas mengevakuasi 10 orang. Di Jalan Gunung Agung, tepatnya disebelah barat jembatan Tukad Mati, air meluap setinggi leher orang dewasa.
Di Jalan Pudak yang menghubungkan Jalan Cokroaminoto dan Jalan Ken Arok jebol. Di Jalan Gunung Gede, petugas mengevakuasi 3 orang. Terakhir, di Jalan Kebo Iwo Gang Citarum Banjar Batu Kandik, 4 pelinggih longsor.
Menurut Kepala BPBD Denpasar I Made Sudhana Satrigraha, banjir kali ini tergolong parah. Namun tetap belum mengalahkan banjir dua tahun lalu. Satrigraha mengakui, ancaman banjir diperkirakan karena curah hujan cukup tinggi. "Cukup besar tetapi syukurlah petugas cukup tanggap, total ada 12 titik banjir," terang Sudhana.
Sementara itu, jajaran Setda Denpasar langsung melakukan pertemuan menanggapi kejadian yang sering kali terjadi tersebut. Usai rapat, Kabag Humas dan Protokol Setda Denpasar I Made Erwin Suryadarma Sena mengatakan, Pemkot Denpasar siap memberikan bantuan kepada masyarakat. ''Tadi diputuskan selama 3 hari akan diberikan bantuannya," tandas Erwin.
Khusus untuk kerusakan di SD 11 dan 13 Padangsambian, menurutnya, pemkot akan memberikan perhatian lebih. Karena kerusakan cukup parah. Kemarin, petugas langsung melakukan penyemprotan lumpur. Agar hari ini aktivitas belajar mengajar bisa berjalan normal kembali.
"Ada instruksi untuk menaikkan sekolah, Kadisdikpora sudah diinstruksikan agar tahun depan tidak boleh lagi ada kebanjiran," tukas pria asal Singaraja ini.
Erwin menambahkan, bantuan berupa makanan sudah diserahkan kepada tiga daerah, yakni Padangsambian, Buana Indah, serta Pemecutan Klod. Bantuan tersebut berupa beras, mie instant, kecap, serta sauce tomat. ''Masih sedang diusahakan bantuan berupa pelayanan kesehatan," tegasnya.
Disinggung soal longsornya 4 pelinggih di Batu Kandik, Erwin menyatakan, tidak bertanggung jawab. Alasan yang ia berikan, pelinggih tersebut berlokasi melebih batas sempadan. ''Kalau bantuan untuk pemiliknya sudah pasti akan kami berikan," sahutnya.
Disinggung selalu terulangnya peristiwa banjir, Erwin menyatakan, susah diatasi. Pasalnya kontur tanah di Denbar lebih rendah daripada air muka laut. Meski begitu, Erwin menyatakan bahwa untuk Pemkot masih berusaha mengurangi. ''Yang jelas untuk banjir, seluruh SKPD sudah diminta turun semua," pungkasnya.(fer)
Post Date : 30 Juli 2010
|