Hujan Menjadi Sumber Air Bersih Bagi 300 KK

Sumber:Kompas - 22 Maret 2007
Kategori:Air Minum
Bandung, Kompas - Sebanyak 300 kepala keluarga atau KK di Kampung Legok Pego di Desa Drawati, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, mengandalkan air hujan untuk keperluan sehari-hari. Mereka tidak mempunyai sumber air lain, seperti sungai atau mata air.

Dulu ada sembilan mata air di kampung yang terletak di ketinggian 1.300-1.500 mdpl yang mengalir ketika kemarau. Namun, hal itu sudah tidak lagi terjadi sejak tahun 1970-an ketika lahan di sekitar kampung tersebut diubah dari perkebunan teh menjadi perkebunan sayuran.

Menurut Kepala Dusun VI Desa Drawati Emen Suparman, kesulitan yang dihadapi warga kampung itu bukan hanya tentang kelangkaan air. Infrastruktur yang buruk ditambah lokasi yang terpencil juga menyebabkan masyarakat kesulitan mengakses pendidikan ataupun kesehatan.

"Selama musim hujan, kami menyimpan air di dalam jeriken yang kami alirkan dari atap rumah. Selama musim kemarau pun warga jarang mandi karena menghemat air," ujar Emen, Selasa (20/3).

Mata air terdekat yang bisa diandalkan, kata dia, berjarak 3,5 kilometer dari kampung itu. Masyarakat mengambil air dengan cara berjalan kaki di jalan tanah.

Masalah lain

Atep, warga Kampung Legok Pego, menambahkan, terdapat 93 anak berusia 7-15 tahun di desa itu. Namun, yang bersekolah sampai tingkat sekolah dasar hanya 13 anak. Sisanya tidak bersekolah sama sekali atau putus sekolah.

Warga lain bernama Atim menambahkan, fasilitas kesehatan terdekat berjarak 3,5 kilometer lebih. Oleh karena itu, warga yang sakit terlebih dahulu harus berjalan kaki untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.

Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung Tatang Rustandar mengungkapkan bahwa pihaknya masih mengkaji peta sosial sebelum dilakukannya intervensi sosial.

Perlu waktu sekitar satu bulan lagi untuk mengembangkan konsep penanganan terpadu dan menyeluruh guna membangun komitmen. (eld)



Post Date : 22 Maret 2007