|
JAKARTA (Media): Guyuran hujan yang berlangsung sejak pukul 11.00 WIB hingga 14.00 kemarin seketika mengubah wajah Jakarta. Genangan air terjadi di banyak tempat, mengakibatkan lalu lintas macet total selama berjam-jam. Bandara Soekarno-Hatta - Kedoya, Jakarta Barat, yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu satu jam, harus rela buang waktu sekitar tiga jam. Lalu lintas di kawasan Kalideres dan Cengkareng berhenti total karena Jl Daan Mogot tergenang, mengakibatkan kemacetan. Kemacetan juga terjadi di Jl Gatot Subroto arah Slipi dan sebaliknya. Dari bawah jalan layang Senayan hingga Slipi, pengemudi kendaraan roda dua juga membutuhkan waktu sekitar satu jam. Kondisi serupa terlihat di Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta. Baik dari arah Grogol maupun arah Cawang, suasananya terlihat seperti tempat parkir yang panjang. Kemacetan demikian parah disebabkan banyak kendaraan masuk ke Jl Gatot Subroto karena ruas jalan di daerah Pejompongan tergenang air. Hal serupa juga terjadi di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. Penyebabnya sama, genangan air membuat kendaraan lambat. Di depan Pasar Palmerah, misalnya, air setinggi 40 sentimeter membuat banyak kendaraan tidak berani melintas dan memutuskan untuk memutar arah. Hal ini membuat situasi lalu lintas menjadi semrawut. Jalan menuju arah Kebon Jeruk atau sebaliknya macet total. Hampir tidak ada ruang untuk sepeda motor membuat pengendara kendaraan roda dua ikut memutar arah, sehingga suasana tambah kacau. Sementara luapan sungai yang berada di pinggir jalan semakin deras menggenangi jalan. Kemacetan juga terjadi di jalan-jalan kecil yang menjadi jalan alternatif di sekitar Palmerah tembus ke Jalan Panjang, Kebon Jeruk. Banyak kendaraan yang terjebak di jalan-jalan itu karena sungai di sana juga meluap. Sementara di kawasan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, terlihat genangan air yang meluap dari saluran air. Wilayah terparah terjadi di depan Kelurahan Semanan. Genangan air di depan kelurahan ini mencapai ketinggian 30 sentimeter, yang mengakibatkan arus kendaraan menuju Jl Daan Mogot dan sebaliknya tersendat. Kemacetan semakin meluas ke daerah sekitarnya, termasuk arus lalu lintas dari arah Bandara Soekarno-Hatta menuju Tangerang atau Jakarta Barat. Fuad, salah seorang pengemudi Kijang, mengeluh karena butuh waktu tiga jam dari Bandara Soekarno-Hatta menuju tempat kerjanya di wilayah Kebon Jeruk. "Paling lama saya tertahan di kawasan Pasar Cengkareng. Lampu merah di sana seakan tidak berfungsi lagi," ujarnya kesal. Pada hari biasa, kawasan ini juga macet, namun tidak separah kemarin. Di Jakarta Pusat, kemacetan terjadi di kawasan Jl Gajah Mada dan sekitarnya (Harmoni dan Hayam Wuruk) atau sebaliknya. Ribuan kendaraan pribadi dan angkutan umum harus merayap. Selain karena genangan air, ulah pengemudi yang hanya mementingkan diri sendiri, menambah parah situasi. Kemacetan parah juga terjadi di ruas Jalan MH Thamrin menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jalan KH Mas Mansyur, putaran Patung Tani dan fly over Senen menuju Jalan Salemba Raya serta Jalan Diponegoro. Sedangkan di Jakarta Timur, ratusan kendaraan terjebak di Jalan Ahmad Yani menuju Jalan Cempaka Putih karena banyak genangan setinggi 20-30 cm. Sementara di Jakarta Selatan, puluhan rumah di kawasan Gandaria Selatan, Kebayoran Baru, hampir tenggelam. Ketinggian air mencapai atap rumah. Sebagian rumah hanya terlihat gentingnya. Penghuni rumah mengungsi ke rumah tetangga yang relatif aman. Jalan Warung Buncit dan Jalan Tambak juga macet parah karena genangan air mencapai 50 cm. Sementara di Jl Kemandoran, air mencapai 40 cm. Sore menjelang malam air surut kembali dan sebagian jalan sudah dapat dilalui. (Ars/Sur/Yes/Emh/J-1) Post Date : 13 Juli 2004 |