|
BEKASI, (PR).- Bencana banjir akibat hujan terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat. Banjir dengan ketinggian air yang berbeda-beda itu terjadi di Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, dan Kota Depok. Ratusan rumah dan ratusan hektare lahan sawah tergenang air akibat hujan yang mengguyur selama beberapa jam itu. Di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi, luapan Sungai Citarum merendam empat desa sejak Selasa (26/10) sore. Empat desa yang terendam banjir di Muaragembong adalah Desa Pantaimekar, Desa Pantaibakti, Desa Pantaibahagia, dan Desa Pantaisederhana. Ketinggian air di kawasan tersebut mencapai satu meter. Banjir juga merendam ribuan hektare sawah dan tambak. "Sejak kemarin banjir yang merendam dengan ketinggian sekitar satu meter belum juga surut hingga kini. Padahal musim hujan masih panjang, kami khawatir ada banjir yang lebih parah," ucap Sudarma (36), salah seorang warga Desa Pantaimekar. Saat ini, kata Sudarma, warga Desa Pantaimekar terancam akan terisolasi dari desa lain. Akses jalan satu-satunya yang menghubungkan desa ini dengan desa lainnya nyaris putus lantaran digerus air. "Ketinggian air saat ini 30-40 sentimeter dengan debit air Sungai Citarum mencapai 10,38 kubik. Padahal, dalam kondisi normal debit air Sungai Citarum hanya 8 kubik," katanya. Sudarma mengatakan, hingga kini belum ada bantuan apa pun dari Pemkab Bekasi. Sebagian besar warga, menurut dia, lebih memilih tetap bertahan di lantai dua rumah mereka. Kepala Dinas Sosial Kab. Bekasi, Sutia Resmulyawan saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Camat Muaragembong untuk menginventarisasi jenis bantuan yang dibutuhkan korban banjir. Di Kota Bekasi, akibat hujan deras yang turun sejak kemarin siang, mengakibatkan sejumlah ruas jalan tergenang air dengan ketinggian beragam mulai dari 30 sentimeter hingga 50 sentimeter. Selain menimbulkan kemacetan di beberapa titik, genangan air juga menghambat projek perbaikan jalan karena jalan tidak kunjung kering. Berdasarkan pemantauan "PR", lokasi yang tergenang banjir di antaranya Jln. Siliwangi, Jln. Caman Raya, Jln. Jatimakmur, Jln. Pondokgede, serta Jln. Raya Bekasi yang menghubungkan Kota Bekasi dengan DKI Jakarta (Pulo Gadung). Akibatnya, jalan penghubung ini pun lumpuh total selama beberapa jam. Genangan air setinggi 30-70 sentimeter, menghalangi pengendara sepeda motor serta pengguna mobil yang akan melintas. Sejumlah sepeda motor dan mobil yang nekat melewati jalan tersebut mesinnya mati karena air masuk melalui knalpot atau businya basah. Melihat banyaknya motor yang mesinnya mati, para pengendara mobil tidak mau berspekulasi untuk menerobos banjir. Sementara itu, di Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, sekitar 150 rumah, 5 hektare sawah, kantor desa, dan sejumlah infrastruktur kembali terendam banjir akibat hujan deras yang terjadi belakangan ini. Banjir yang merendam Desa Cikaobandung itu akibat meluapnya Sungai Cikao dan besarnya volume air yang keluar dari Waduk Jatiluhur. Kepala Desa Cikaobandung Saeful Hidayat mengatakan, banjir yang terjadi kali ini terbilang besar dibandingkan dengan banjir sebelumnya. Bahkan, Kantor Desa Cikaobandung praktis lumpuh karena air menggenangi kantor desa tersebut. "Ketinggian air yang menggenangi Desa Cikaobandung mencapai lebih dari 50 sentimeter sehingga aktivitas di daerahnya nyaris lumpuh. Namun, menjelang pagi ketinggian air berangsur-angsur surut," kata Saeful. Di Cianjur, banjir bandang dan longsor mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta rupiah. Besarnya nilai kerugian yang diderita warga Desa Nagasari Kecamatan Leles Kabupaten Cianjur tersebut salah satunya karena puluhan hektare sawah terendam banjir dan tanamannya rusak tertimbun lumpur. Akibat banjir bandang beberapa waktu lalu, tujuh rumah warga dan puluhan hektare sawah terendam air setinggi lutut. Sementara longsor menyebabkan satu bangunan penggilingan padi hancur dan ruas jalan terputus akibat longsor di tiga lokasi. Kerugian yang sama dialami petani padi di beberapa desa di Kecamatan Sindangbarang. Sebab, luas areal sawah yang terendam banjir di kawasan tersebut cukup luas dan banyak tanaman padi yang rusak. "Sawah yang terendam banjir di antaranya di Saganten dan Jayagiri dengan usia tanaman bervariasi mulai dari baru tanam sampai satu bulan. Memang ada yang rusak dan tidak," kata Rahmat Sopandi, warga Sindangbarang. Sementara itu, warga Kota Depok diingatkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir besar, mengingat sampai saat ini masih terdapat 34 titik rawan banjir yang tersebar di 11 kecamatan. "Untuk itu kami terus berusaha melakukan upaya agar tidak terjadi banjir. Kami terus berupaya mengatasi banjir di ruas Jalan Margonda yang merupakan jalan provinsi," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok Yayan Arianto kepada wartawan, di Balai Kota Depok, Selasa ( 26/10). Sejumlah genangan dan titik banjir disebabkan sistem drainase yang kurang optimal. "Saat ini kami terus mengoptimalkan agar tidak terjadi banjir," kata Yayan. Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Bimasda Kota Depok Wijayanto mengatakan, pihaknya juga menyiapkan 77 satuan petugas (satgas) guna mengantisipasi banjir. Satgas bertugas memantau di seluruh wilayah dan membersihkan saluran sungai serta drainase dari tumpukan sampah. Selain menyiapkan satgas, pihaknya juga sudah mendirikan posko banjir yang setiap saat bisa dihubungi di saluran online nomor telefon 021-71212161. "Warga dapat melapor jika terjadi banjir ke nomor tersebut. Online 24 jam dan dijaga petugas," ujarnya. (A-116/A-86/A-155/A-186/A-163/A-177) Post Date : 27 Oktober 2010 |