|
Jakarta, Kompas - Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi Publik Ahmad Zakir dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengatakan, intensitas curah hujan lebat diperkirakan terjadi di wilayah Jakarta. Hujan lebat itu juga akan terjadi di daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi hingga akhir tahun 2004. Karena itulah, banjir atau genangan air harus segera diantisipasi. "Secara klimatologi, puncak curah hujan akan terjadi antara awal hingga akhir bulan Januari 2005. Masyarakat diminta mewaspadai dampak peningkatan curah hujan tersebut. Intensitas hujan terjadi karena peningkatan embusan angin barat," kata Zakir kepada Kompas di Jakarta, Minggu (26/12). Ia dimintai penjelasannya tentang prakiraan cuaca untuk sepekan mendatang, terutama di wilayah Jakarta. Sebab, sejak malam Natal, hujan lebat yang berlangsung lama tampaknya sudah mulai terjadi secara merata di Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, banjir dan genangan terjadi di sejumlah tempat. Zakir menyebutkan, secara kuantitas sulit ditentukan besarnya intensitas curah hujan tersebut. Sulitnya pengukuran disebabkan oleh tidak meratanya hujan yang mengguyur di Jakarta. Sebelumnya, tutur Zakir, titik konsentrasi curah hujan terjadi di wilayah Jakarta Barat dan Utara. Untuk beberapa hari mendatang, curah hujan akan bertambah penyebarannya ke wilayah Jakarta Timur. Sore harinya hujan cenderung terjadi di sekitar Jakarta Selatan. "Secara khusus, intensitas curah hujan diperkirakan akan merata ke seluruh Jakarta. Meskipun demikian, waktu turunnya hujan sulit ditentukan. Bisa saja terjadi pada pagi, siang, sore, ataupun malam," ujarnya. Mulai banjir Di saat BMG memperkirakan bahwa puncak curah hujan baru akan terjadi pada Januari 2005, sejumlah daerah di Jakarta saat ini sudah dilanda banjir akibat hujan yang mulai terjadi sejak 24 Desember. Banjir itu misalnya terjadi di RT 01, 02, 03, dan 04 RW 04, Kelurahan Kedoya Utara, Jakarta Barat. Sejak dua hari terakhir ratusan rumah di permukiman yang ada di utara kompleks Perumahan Green Garden itu terus tergenang air. Selain menutup ruas jalan, genangan air berwarna coklat keruh itu sebagian di antaranya juga mulai masuk ke rumah-rumah penduduk. Hardico, warga sekitar, menuturkan, banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Angke itu mulai melanda daerahnya sejak Jumat malam. "Air yang muncul pada Jumat malam itu sebenarnya telah menghilang pada Sabtu pagi. Namun, pada Sabtu malam hujan datang lagi hingga daerah kami kembali banjir," ungkap Hardico. Setelah sempat mencapai ketinggian sekitar 40 sentimeter pada Minggu dini hari, lanjut Hardico, tinggi genangan air berangsur-angsur mulai surut hingga akhirnya tinggal setinggi mata kaki pada Minggu siang. Bokli, warga lainnya, menambahkan, banjir yang melanda daerahnya dalam dua hari terakhir bukanlah banjir besar. "Banjir yang lebih besar biasanya akan datang pada bulan Januari. Saat itu tinggi genangan bisa mencapai 1,5 meter," kata Bokli. Meski menyadari jika banjir besar kemungkinan akan kembali melanda kampung mereka, Hardico dan Bokli mengaku belum mengadakan persiapan khusus untuk menghadapinya. "Dalam waktu dekat kami paling hanya akan membuat rak-rak di atas plafon untuk menyimpan barang. Jadi, meski rumah tergenang hingga 1,5 meter, barang-barang kami tetap dapat terselamatkan," ujar Bokli. Sementara untuk tempat pengungsian, Bokli menuturkan bahwa warga di daerahnya biasa pergi ke sekitar rel kereta api jurusan Kota-Tangerang yang ada di daerah itu. "Pada banjir besar tahun 2001 kami sampai tiga minggu tinggal di dekat rel," ucapnya. (OSA/NWO) Post Date : 27 Desember 2004 |