|
Jakarta, Kompas - Hujan kembali mengguyur Jakarta, Kamis (25/11), sejak pagi hingga malam hari. Meski tidak menyebabkan banjir, genangan hingga ketinggian 50 sentimeter muncul di sejumlah ruas jalan. Akibatnya, selain menimbulkan macet, aspal mulai mengelupas dan jalan berlubang-lubang. Pengamatan Kompas, genangan terlihat di Jalan A Yani, DI Panjaitan, Pejompongan, Palmerah Utara, Daan Mogot, Sabang, dan sejumlah ruas jalan lain. Kemacetan terjadi antara lain di wilayah Grogol. Kemacetan bahkan masih terlihat hingga pukul 21.00, di antaranya di Jalan Gatot Subroto, Semanggi, jalan tol dalam kota dan Jalan Arteri Pondok Indah. Di Jalan Pahlawan Revolusi saat ini jalan makin rusak dan berlubang, begitu pula di Jalan A Yani, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Melawai. Sementara itu, data dari Crisis Center Satkorlak Banjir DKI Jakarta menunjukkan bahwa ketinggian air di beberapa pintu air di Jakarta masih stabil. Data dari posko banjir Departemen Pekerjaan Umum juga menunjukkan tinggi muka air masih normal hingga Kamis (25/11) sore. "Baik Sungai Ciliwung atau Cisadane, semuanya masih dalam batas normal," kaya Danang, petugas Posko Banjir PIPWSCC Departemen PU. Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta masih memetakan 78 kawasan genangan (baik di jalanan hingga kawasan permukiman penduduk) di Jakarta. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Fodly Misbach mengatakan, pada tahun 2007 secara bertahap akan berkurang sebanyak 19 kawasan genangan. Kalau Banjir Kanal Timur sudah beroperasi, berarti akan ada 13 kawasan genangan, terutama di wilayah Jakarta Timur dan Utara yang terbebas dari genangan. "Kawasan genangan itu bisa saja berkurang dengan catatan tidak akan menambah bangunan baru," jelas Fodly. Menurut dia, kawasan yang akan bebas genangan itu antara lain Kapuk I, Kapuk II, dan Kapuk III. Selain itu, Warakas dan Kebon Bawang di Sunter Utara, juga di Penjaringan (Kapuk). Ambil alih Dinas PU berencana mengambil alih pengelolaan sungai, terutama yang ditangani Proyek Pengembangan Pengolahan Sumber Air Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane termasuk BKB, Cengkareng Drain, dan Cakung Drain. "Kami berencana akan mengambil alih pengelolaan sampah dengan menyediakan anggaran 600 juta per tahun," ujar Fodly. Ia mengatakan, dari seluruh sampah Jakarta yang berjumlah 6.000 ton per hari dari 10 juta penduduk, sekitar enam persen atau 150 ton adalah sampah kali. Anggaran untuk pengelolaan sampah kali yang dikelola Dinas PU sendiri sebesar Rp 24 miliar per tahun pada tahun anggaran 2004. (IVV/PIN) Post Date : 26 November 2004 |