Bandung, Kompas - Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung selama empat jam pada Jumat (12/2) sore mengakibatkan banjir di sejumlah jalan. Banjir dipicu buruknya sistem drainase kota sehingga air hujan tidak dapat mengalir sempurna ke selokan atau sungai.
Banjir yang disebut warga Kota Bandung sebagai cileuncang tersebut antara lain terjadi di Jalan Stasiun Timur, Pasirkoja, Soekarno-Hatta, Kopo, Setiabudi, dan Laswi. Tinggi banjir berkisar 10 sampai 60 sentimeter.
Ratusan kendaraan bermotor mencoba menyeberangi banjir dengan pelan. Akibatnya, kendaraan menumpuk sehingga menimbulkan kemacetan di sejumlah jalan, seperti Jalan Braga, Otista, Soekarno-Hatta, Asia-Afrika, Sudirman, dan Setiabudi.
Banjir seperti ini tidak terjadi sekali. Januari hingga pertengahan Februari 2010, Kota Bandung 16 kali dilanda banjir dan longsor. Adapun pada Desember 2009 terjadi 64 banjir dan longsor
”Musim hujan menjadi musim kutukan bagi warga Bandung, sebab macet di mana-mana,” papar Surahman (56) yang saat itu terjebak macet dan banjir di Jalan Stasiun Timur.
Hingga pukul 18.30, banjir belum surut. Di jalan, bunyi klakson bersahutan dari kendaraan bermotor yang pengemudinya tak sabar ingin cepat sampai tujuan.
Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Iming Akhmad mengatakan, di Kota Bandung terdapat 60 titik rawan banjir. Beberapa titik ada di jalan strategis, seperti dekat pintu tol Kopo, Jalan Pasirkoja, Jalan Rumah Sakit, dan Gedebage.
Pemkot Bandung butuh dana Rp 94 miliar untuk menangani banjir tersebut. ”Kami sedang ajukan dana itu ke Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional),” katanya.
Dana itu di antaranya untuk perbaikan jalan rusak karena banjir, normalisasi sungai, perbaikan gorong-gorong, dan pembuatan sodetan sungai.
Iming menduga banyaknya banjir dan longsor itu karena intensitas hujan tinggi dalam tiga bulan terakhir. Karena itu, warga diminta segara melapor apabila ada musibah. ”Hampir setiap hari hujan, sementara tanah di daerah longsor dan banjir itu cenderung labil,” ujarnya. (MHF)
Post Date : 13 Februari 2010
|