Hujan, Dewan Ingatkan Banjir

Sumber:Jawa pos - 18 Oktober 1006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MALANG - Prakiraan BMG Karangploso akan datangnya musim hujan harus menjadi peringatan warga akan munculnya banjir. Saat hujan nanti, masyarakat juga bisa membuktikan apakah pembangunan dan perhatian pemerintah terhadap penanganan banjir sudah efektif atau belum. Lebih dari itu, masyarakat juga bisa instrospeksi apakah perilaku menjaga dan merawat saluran drainase sudah dilakukan dengan benar.

"Memang saat ini sulit dilihat manfaat pembangunan drainase dan sudetan yang dilakukan. Juga hasil kerja bakti warga membersihkan saluran. Kita tunggu ketika hujan sudah turun deras. Ini peringatan bagi kita semua," kata Sofyan Edi Jarwoko, anggota DPRD Kota Malang.

Sekadar mengingatkan, November 2005, lima camat di Kota Malang mulai membuat pemetaan kasar daerah rawan banjir dan longsor di wilayahnya masing-masing. Titik-titik itu diambil dari pengalaman kejadian tahun-tahun sebelumnya dan kondisi banjir akibat hujan deras yang terjadi setahun lalu.

Untuk Kecamatan Blimbing, daerah rawan genangan hampir terdapat pada semua jalan. Menurut Camat Blimbing Rochanan, saat itu, ketika hujan deras tidak semua air bisa tertampung pada saluran drainase di tepi jalan. Akibatnya, air menggenang dan memperlambat arus lalu lintas. Sedang daerah rawan erosi diidentifikasi di wilayah Jodipan RW 6. Selain itu, di wilayah Polehan, terutama pemukiman tepi sungai juga rawan erosi dan banjir.

Di Kecamatan Lowokwaru, menurut Camat Lowokwaru M. Subkhan, daerah rawan banjir diidentifikasi di wilayah Tunjungsekar RW 1, 2, dan 5. Selain itu banjir juga terjadi di Jl Ikan Lodan dan Jl Simpang Piranha. Penyebabnya, di tiga RW itu saluran drainasenya sempit dan tidak bisa menampung seluruh air hujan. Selain itu, titik yang rawan banjir juga diidentifikasi di sepanjang Jl Soekarno Hatta, Kelurahan Jatimulyo, Sumbersari, dan Kelurahan Mojolangu. Penyebab utamanya, saluran drainase sempit.

Sedangkan wilayah Kedungkandang, wilayah rawan banjir dan genangan diidentifikasi di Kelurahan Mergosono dan Kotalama. Untuk wilayah yang rawan longsor diidentifikasi hampir merata. Antara lain di Kelurahan Mergosono, Kelurahan Cemorokandang, Kelurahan Madyopuro, Kelurahan Tlogowaru, dan Kelurahan Lesanpuro.

Untuk Kecamatan Klojen, titik rawan ditemukan pada RW 8 Bareng Raya dan Pulosari. Selain itu, Bareng Gang 2 juga menjadi lokasi yang rawan banjir dan erosi. Wilayah RW 1 dan RW 3 Kelurahan Kauman juga masuk daerah yang rawan genangan. "Untuk jalanan, hampir semuanya kalau hujan deras tergenang," kata Supriyadi, Camat Klojen kala itu.

Yang terakhir, untuk kecamatan Sukun titik rawan banjir dan erosi diidentifikasi terjadi di Jl Janti RW 06, tepi sungai Sukun. Titik yang dinilai rawan banjir lainnya diidentifikasi di daerah Bandulan dan Dieng.

Edi melanjutkan, pemkot saat ini harus mencadangkan dana dari APBD lebih banyak guna penanggulangan banjir. Sebab anggaran biaya tambahan (ABT) dari pemerintah pusat sama sekali tidak ada. Biasanya, dana ABT digunakan untuk perbaikan saluran atau drainase.

Sementara, Plt Kadis Kimpraswil Hadi Santoso mengatakan, pihaknya tidak bisa menentukan berapa persentase pengurangan titik banjir setelah tahun ini dilakukan perbaikan. Dengan kata lain, dia tidak bisa menjamin proyek-proyek drainase yang dibangun bisa mengurangi titik-titik banjir. Soni, begitu dia biasa dipanggil menegaskan, bahwa manfaat bisa dilihat ketika sudah turun hujan lebat. "Saat ini tidak bisa dilihat. Nanti kalau musim hujan sudah turun, baru kelihatan," katanya.

Saat hujan proyek-proyek drainase akan bisa dievaluasi dan dilihat efektivitas pengerjaannya. Dia tidak menampik bahwa sebenarnya target prosentase tersebut harus sudah terukur seperti dalam kebijakan umum anggaran (KUA) yang dibuat sebelum APBD. "Kami tidak bisa berandai-andai. Dilihat saja ketika nanti hujan sudah turun," tandas Soni.

Soni mengatakan, tahun 2005 lalu, setiap kelurahan mendapatkan jatah dua proyek perbaikan drainase. Tahun ini, tiapkelurahan juga mendapat dua hingga tiga proyek perbaikan drainase. Namun, lagi-lagi dia menegaskan tidak bisa mengukur efektivitas proyek drainase yang sudah terlaksana. (yos)



Post Date : 18 Oktober 2006