JEPARA - Warga Dukuh Surodadi, Desa Mulyoharjo, Kecamatan Kota mengalami musibah banjir yang menggenangi jalanan, halaman, dan teras rumah mereka pada Kamis (31/1) dini hari. Untunglah, genangan itu cepat surut.
Mereka bangun dari tidur dan keluar rumah setelah beberapa di antara warga memukul kaleng dengan tujuan membangunkan warga lain. Sebab, air sungai di sisi utara perkampungan itu melimpas dan mengalir ke perkampungan.
"Air datang sekitar pukul 01.00, lalu terus membesar hingga pukul 02.00. Setengah jam kemudian air sudah surut," tutur Abdul Rokhim, warga.
Ada beberapa rumah yang bagian terasnya tergenang, sedangkan di pelataran air sudah setinggi 60-an sentimeter. Mereka terpaksa memindahkan barang-barang di dalam rumah ke tempat yang lebih aman agar tak tergenang air.
Langkah itu misalnya dilakukan Guti, warga, yang teras rumahnya sudah tergenang. "Airnya datang cepat," ucap dia.
Di dekat kampung itu terdapat bending dan karena langsung dibuka, air lancar mengalir hingga banjir cepat surut. Alip Sutarto, warga lainnya, mengatakan, hujan lebat mengguyur sekitar satu jam mulai pukul 22.00. Namun itu sering terjadi, tak ada banjir. "Mungkin di kawasan hulu curah hujannya tinggi, jadi air yang datang besar," tuturnya.
Debit Tinggi
Debit air yang tinggi juga terjadi di Bendungan Bapangan. Busro, warga Kelurahan Saripan yang dekat dengan bendungan itu, bersama petugas penjaga membuka pintu air di bendungan itu.
Bendungan itu menampung air dari kawasan hulu, lalu diteruskan ke dua alur sungai yang membelah kota, yaitu Kali Kanal dan Kali Wiso. "Air semula banyak mengalir ke Kali Kanal sehingga debitnya tinggi. Lalu setelah itu, pintu air dibuka untuk membagi air agar mengalir ke Kali Wiso," ucap Busro.
Hal itu dilakukan untuk mengatur debit air dua sungai agar tak melimpas ke tengah kota. (H15-57,88)
Post Date : 01 Februari 2013
|