|
BANDUNG,(PR).- Ketinggian air banjir di sejumlah daerah di Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah yang mulai surut, sempat naik lagi karena hujan deras mengguyur sekira pukul 17.00 WIB, Rabu (23/2), meski tidak separah pada Senin (21/2) lalu. Berdasarkan pantauan PR, hingga pukul 20.00 WIB kemarin, di sejumlah daerah air mulai naik kembali. Meski hanya naik sekira 20 hingga 40 sentimeter, sempat membuat panik warga yang sebelumnya sudah berada di rumah masing-masing. Barang-barang yang telah dibersihkan, mereka kemas dan dibungkus dengan kain atau bungkus plastik. Sementara tanah lumpur dan pasir yang dimasukkan ke dalam karung mereka jadikan tanggul. Seperti yang terpantau di daerah Desa Warga Mekar dan Manggahang, Kec. Baleendah serta Kel. Dayeuhkolot dan Citeureup di Kec. Dayeuhkolot. Naiknya kembali air juga menghambat laju kendaraan yang melalui Jalan Raya Dayeuhkolot (M. Toha) serta Jalan Bojongsoang. Antrean kendaraan terutama dari arah Kota Bandung menuju Dayeuhkolot dan Baleendah memanjang hingga sekira 3 kilometer. Air bersih Pada Rabu pagi kemarin di sejumlah daerah air sudah surut, warga yang mulai membersihkan rumah beserta isinya dari tanah lumpur, mengharapkan pembagian air bersih dilakukan secara merata ke setiap perkampungan dan tidak hanya sekali pada pagi hari. Sebagaimana pantauan PR di lapangan, warga di setiap perkampungan sejak pagi mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur dan sampah. Mereka mengeruk lumpur dan sampah dengan menggunakan peralatan seadanya, mulai dari sekop, pacul, garu, hingga sepotong kayu. Di Desa Dayeuhkolot dan Citeureup yang daerahnya lebih beruntung dibandingkan Kel. Citepus dan Desa Cangkuang (karena ketinggian air tidak lebih dari 1,5 meter), warga mengeluarkan semua isi perabotan dan mencucinya di pinggir jalan Selain itu, mereka juga mengeruk lumpur yang ketebalannya mencapai 15 Sentimeter. Namun beberapa warga mengeluhkan keterbatasan air bersih yang dikirim PDAM. Jangankan untuk mencuci pakaian, untuk sekadar memasak tidak cukup, ujar Mawardi (38) warga Kp. Leuwi Bandung Desa Citeureup Kec. Dayeuhkolot, yang rumahnya sempat terendam air setinggi 1 meter. Dikatakannya, kesulitan air itu akibat tidak berfungsinya pompa air di rumah mereka akibat mesin pompanya terendam air. Hal senada diungkapkan oleh warga lainnya di sejumlah kawasan yang rumahnya sudah tidak terendam air. Air bersih sangat kami butuhkan saat ini, tidak saja untuk memasak, tetapi juga untuk membersihkan rumah dan perabotan, ujar Ny. Aisyah (42), warga Kp. Bolero, Desa Dayeuhkolot Kec. Dayeuhkolot. Lebih parah lagi, ada juga warga yang sama sekali tidak mendapatkan pasokan air bersih seperti di Desa Cangkuang dan Kelurahan Pesawahan. Petugas PDAM kesulitan karena akses jalan menuju kedua daerah tersebut masih tertutup, ujar Kasi Informasi dan Kahumas Kecamatan Dayeuhkolot, Inen. Dikatakan Inen, kedua daerah tersebut masih terisolasi akibat di sejumlah titik ruas jalan masih terendam air setinggi 1 meter. Selain kesulitan mendistribusikan air bersih, pihak kecamatan juga menemui kendala dalam mendistribusikan bantuan. Petugas PDAM Kab. Bandung sempat kewalahan saat melakukan pendistribusian air bersih sejak pukul 7.30 WIB. Selain harus menghindari hadangan warga yang ingin dilayani lebih dulu, juga terhadang arus lalu lintas yang padat karena banyak warga yang mulai beraktivitas kerja maupun sekolah. Penyakit gatal Sementara itu, di Posko Kesehatan yang didirikan oleh RSI Al-Ihsan, dekat jembatan Sungai Citarum yang menghubungi Kec. Baleendah dan Dayeuhkolot, ratusan warga berduyun-duyun memeriksakan dirinya sejak pagi hari. Pada umumnya mereka mengidap penyakit gatal-gatal dan gangguan pernapasan. Tapi ada juga yang menderita sakit kepala, mungkin akibat tekanan darahnya meninggi atau stres, ujar dr. Pandi Arismunandar. Dibantu oleh sepuluh tenaga perawat, RSI Al-Ihsan melayani warga hingga petang. Bahkan beberapa kali, petugas RSI Al-Ihsan melakukan pelayanan langsung ke lokasi akibat banyak warga yang usianya sudah renta dan tidak memungkinkan untuk datang ke posko pelayanan kesehatan. (A-87) Post Date : 24 Februari 2005 |