|
BANDUNG,(PR).- Hujan deras selama tiga hari yang mengguyur Kota Bandung dan sekitarnya sejak Kamis (3/3), kembali mengakibatkan sejumlah perkampungan di Kecamatan Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah Kab. Bandung terendam. Luapan Sungai Citarum dan sejumlah anak sungainya, Sabtu (5/3) sekira pukul 23.00 WIB mengakibatkan warga panik dan terpaksa kembali ke tempat pengungsian. Sebagaimana pantauan "PR" di lokasi, Minggu (6/3), ratusan rumah warga di sekitar aliran Sungai Citarum kembali terendam air. Meski tidak sebesar dua pekan lalu, namun warga harus kembali direpotkan dengan naiknya air Citarum itu. Seperti di Kp. Parunghalang Desa Andir Kec. Baleendah, ketinggian air yang mencapai 30 centimeter memaksa warga untuk kembali ke tempat pengungsian. "Kami terpaksa kembali ke tempat pengungsian karena air terus naik dan masuk ke dalam rumah hingga mencapai setinggi paha orang dewasa," ujar Wawan (41), salah seorang warga Parunghalang. Dikatakan Wawan, tanda-tanda akan kembali terulangnya banjir sudah mulai tampak sejak Jumat (4/3) lalu. Akibat hujan deras pada Kamis (3/3) lalu, air sempat kembali naik hingga sebetis orang dewasa. Hujan deras kembali terjadi sejak pukul 15.00 WIB pada Sabtu (5/3) hingga malam hari. Sekira pukul 23.00 WIB, banjir kembali terjadi dan memaksa warga harus kembali ke posko pengungsian. "Meski banjir baru setinggi betis kami tetap mengungsi karena khawatir saat kami terlelap air terus meninggi," ujar Wawan. Dikatakan Dudi, salah seorang petugas piket di Posko Bencana Alam Kec. Baleendah bahwa ketinggian air hingga Minggu (6/3) di sejumlah wilayah bervariasi antara 10 hingga 40 centimeter. "Karena warga merasa khawatir air akan terus naik, maka mereka memilih untuk kembali ke posko pengungsian yang dekat dengan perkampungan atau kembali ke rumah familinya," ujar Dudi. Ratusan rumah warga di Kp. Cijagra Ds. Bojongsoang Kec. Bojongsoang dan Kp. Bojong Citepus Desa Cangkuang Wetan Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung juga mengalami nasib serupa. "Hingga saat, ini kami belum melakukan pendataan karena hari Sabtu dan Minggu merupakan hari libur. Oleh karenanya, kami hanya menerima laporan dari warga di desa," ujar Inen, Kasi Informasi dan Humas Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung. Warga meminta pemerintah menangani sampah dan lumpur bekas banjir pekan lalu. "Bagaimana tidak akan banjir lagi, sampah dan lumpur yang sudah kami kumpulkan dibiarkan begitu saja jadi saat hujan turun kembali menyumbat saluran air," keluh Ny. Ipah (51) warga Kp. Bojong Citepus Desa Cangkuang Wetan Kec. Dayeuhkolot. Dikatakannya, sejak air mulai surut Selasa (1/3) lalu sampah dan lumpur yang dikumpulkan warga menumpuk begitu saja. Padahal, saat Gubernur Jabar Danny Setiawan memantau, ia mengeluarkan instruksi agar penanganan pascabanjir harus diutamakan. "Akibat hujan deras kemarin (Sabtu, 5/3) lumpur dan sampah dari dalam rumah dan jalan kembali terbawa air dan kami harus kembali membersihkan. Padahal, pada saat gubernur ke sini, kami sudah meminta agar sampah bercampur lumpur tersebut diangkut karena selain mengeluarkan bau busuk juga banyak nyamuk," ujar Sudirman (32) warga Kp. Balero Desa Dayeuhkolot Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung. Sejumlah warga pun memilih membuang sampah bercampur lumpur ke dekat Sungai Citarum. Karena hujan turun deras mengakibatkan sungai kembali meluap dan mengakibatkan lumpur serta sampah kembali menyerang perumahan warga. (A-87) Post Date : 07 Maret 2005 |