Hotel dan Kantor di Jakarta Boros Air

Sumber:Kompas - 21 Mei 2008
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Hotel dan perkantoran di Jakarta banyak yang boros dalam penggunaan air bersih. Ke depan perlu ada insentif bagi pengelola hotel dan perkantoran yang bisa menghemat air. Sebaliknya, perlu diberikan sanksi tegas bagi pengelola hotel dan perkantoran yang menggunakan air bersih di luar batas kewajaran.

Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengatakan hal itu dalam Peringatan Seabad Kebangkitan Nasional dan 30 Tahun Kementerian Negara Lingkungan Hidup di Jakarta, Senin (19/5).

Menurut menteri, borosnya penggunaan air bersih di perhotelan bukan semata-mata kesalahan pengelola hotel, tetapi juga cerminan perilaku masyarakat. Karena air bersih tersedia, masyarakat menggunakannya sesuka hati. ”Padahal, Jakarta sudah tergolong krisis air bersih. Pengambilan air tanah secara berlebihan telah menyebabkan meluasnya intrusi air laut dan penurunan permukaan tanah di Jakarta,” kata Rachmat Witoelar.

Meski demikian, menteri mengakui, pemerintah belum memiliki perangkat hukum yang efektif untuk membatasi penggunaan air tanah. Pemerintah baru berhasil menggulirkan dan mengesahkan Undang-Undang Pengelolaan Sampah. Pelaksanaan undang-undang ini pun tidak mudah karena perlu aturan pelaksanaannya.

Di sisi lain, pemerintah daerah banyak yang kurang peduli terhadap lingkungan, terbukti dengan terjadinya longsoran sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah Bandung yang menyebabkan 141 orang meninggal dan 6 orang luka-luka serta ganti rugi yang diberikan Rp 56 miliar.

Pada acara peringatan itu, menteri juga menganugerahkan penghargaan kepada artis yang peduli kepada lingkungan dan menjadi duta lingkungan antara lain Ibrahim Imran (Baim), Katon Bagaskara, Nugie, Terre, dan Duta Lingkungan Cilik Tasya.

Katon Bagaskara mengatakan, penghargaan ini mendorong para artis agar lebih giat mengampanyekan soal lingkungan hidup kepada penggemarnya. (THY)



Post Date : 21 Mei 2008