|
Jakarta, Kompas - Penanggulangan banjir dan konservasi air tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur resapan dan sumur injeksi secara masif. Upaya ini juga bermanfaat untuk menghindarkan Jakarta dari ancaman tenggelam akibat penurunan permukaan tanah. "Kondisi air tanah di Jakarta sudah sangat kritis, karena pengambilannya tidak diimbangi dengan pengembaliannya. Dengan demikian permukaan tanah akan terus turun dan makin tenggelam di bawah permukaan laut, jika tidak diikuti rekayasa dan konservasi air tanah," kata Kepala Subdirektorat Pengelolaan Konservasi Panas Bumi dan Air Tanah Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Danaryanto, Selasa (13/2). Banjir tahun ini memunculkan gagasan untuk menampung air hujan sebanyak-banyaknya di daratan. Sehingga pada musim kemarau nanti, air bisa dipanen. Sementara itu kalangan akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) merekomendasikan gagasan menetapkan beberapa titik sumur resapan hingga mencapai aliran sungai purba, biasanya terletak tak jauh dari aliran sungai yang sekarang ada. Akademisi Universitas Indonesia memunculkan gagasan membuat tandon air di dalam tanah, untuk menampung air hujan dan mendaur ulang air limbah. Penurunan permukaan tanah di Ancol misalnya mencapai 12 mm per tahun. Pada tahun 1970an LIPI telah memperkirakan penurunan tanah di Jakarta dalam 25 - 30 tahun mencapai 90 cm. (NAW) Post Date : 14 Februari 2007 |