|
KUNINGAN, (PR).Rencana kerja sama pemanfaatan sumber daya air harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari konflik dua kepentingan, yakni kepentingan pemakai air irigasi dengan kepentingan air konsumsi. Meskipun untuk warga Kabupaten Kuningan sendiri tidak ada persoalan, namun, para petani pengguna air di wilayah Kabupaten Cirebon yang biasa menggunakan mata air tetap harus dipertimbangkan. Demikian ditegaskan, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kab. Kuningan, Ir. Abdul Khodir, di ruang kerjanya, Senin (3/4). "Kerja sama pemanfaatan air tersebut jangan sampai menimbulkan konflik dua kepentingan antara pengguna air irigasi dengan air konsumsi, saya sangat hati-hati dalam menyikapi rencana tersebut," katanya. Menurut Abdul Khodir, terkait dengan rencana tersebut, meskipun masih dalam pembahasan internal dan belum mengundang PDAM Kab. Cirebon, pihaknya telah melayangkan surat kepada Dinas PSDA di Kab. Cirebon agar bisa diketahui data. Di antaranya, mengenai area, jumlah petani pengguna air irigasi dan perkiraan debit air yang biasa dimanfaatkan mereka. Diakuinya, meskipun masyarakat Kuningan yang tinggal di sekitar mata air yang akan dimanfaatkan dalam kerja sama tersebut tidak ada masalah, akan tetapi para pengguna air irigasi atau petani yang berada di wilayah Kab. Cirebon pun perlu mendapat perhatian. Hal itu dilakukan agar tidak muncul persoalan baru ketika kerja sama tersebut telah dilakukan. Disebutkan, dari sembilan buah mata air yang ada di wilayah Kecamatan Pasawahan tersebut potensi debit air sesuai pendataan Dinas SDAP Kuningan mencapai 1.500 liter/detik. Namun, yang akan ditawarkan kemungkinan hanya sebanyak 564 liter/detik yang bersumber dari mata air Cigusti di Desa Padamatang, mata air Bebelan I dan II, Talaga Nilem dan Astana Desa Kaduela Kec. Pasawahan. Di sisi lain, menanggapi keinginan Bupati Cirebon H. Dedi Supardi, M.M., agar Dinas SDAP Kab. Kuningan mengupayakan persediaan air bagi kawasan Ciperna Kec. Cirebon Selatan dan Kec. Beber yang pada setiap musim kemarau kekurangan air, Abdul Khodir menyatakan tengah memikirkannya. Karena, hal itu pernah diupayakan melalui mata air yang terdekat dengan daerah Beber, namun, masyarakat di sekitar mata air masih keberatan. "Kita masih melakukan loby-loby dengan masyarakat, hingga tidak bisa dilakukan segera," katanya. (A-146) Post Date : 04 April 2006 |