|
BANJARMASIN--MIOL: Pemadaman bergilir yang diterapkan PLN wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, berimbas pada terkendalanya distribusi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih-Banjarmasin. Direktur Utama PDAM Bandarmasih Banjarmasin, Zainal Arifin, Jumat (15/7), mengatakan kebijakan pemadaman bergilir yang diterapkan PLN dengan lama pemadaman 16 jam sehari menyebabkan terhenti operasi mesin unit pembangkit dan pengelolaan air milik PDAM sehingga distribusi air bersih ke pelanggan terganggu. "Pemadaman listrik oleh PLN sempat mengganggu distribusi air hingga terjadi penurunan debit hingga 30," katanya. Tak urung kendala distribusi air bersih ini, menimbulkan keluhan dari masyarakat. Namun dalam beberapa hari ini, seiring normalnya aliran listrik, distribusi air bersih mulai berangsur normal. Saat ini jumlah pelanggan PDAM di Banjarmasin mencapai 80.000 pelanggan. PDAM sendiri yang mengandalkan air baku dari waduk Riam Kanan kabupaten Banjar dan Sungai Tabuk (intake Pematang), mempunyai kapasitas 1.150 liter per detik. Sedangkan tingkat kebutuhan masyarakat di Banjarmasin dan sekitar diperkirakan mencapai 1.800 liter/detik. Zainal mengakui, masih banyak warga di Banjarmasin terutama masyarakat pinggiran belum dapat menikmati air bersih. "Banyak dari mereka yang masih mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal kondisi air sungai di Banjarmasin sudah tercemar," katanya. Atau lanjutnya sebagian warga miskin, masih membeli air bersih dari pedagang eceran dengan harga rata-rata jauh lebih tinggi dari harga air bersih dari PDAM. Harga satu drum ukuran 200 liter air bersih di Banjarmasin berkisar Rp5.000 hingga Rp10.000. Padahal harga dalam ukuran sama yang dipatok PDAM hanya Rp1.500. Sementara itu, hingga kini kelangkaan BBM jenis minyak tanah di kalsel masih berlangsung. Di sejumlah kabupaten seperti Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah misalnya harga minyak tanah mencapai Rp3.000/liter, jauh di atas HET. Demikian halnya di Banjarmasin, sebagian besar warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak tanah. Harga minyak tanah eceran saat ini mencapai Rp2.500 hingga Rp3.000/liter. Sedangkan harga minyak tanah yang dijual pangkalan, juga mengalami lonjakan hingga Rp1.500/liter. Untuk mendapatkan minyak tanah misalnya, warga di kecamatan Banjarmasin Tengah dan Selatan, harus antri dan mendaftarkan diri dengan menggunakan KTP untuk mendapatkan jatah minyak tanah dua liter setiap kepala keluarga seminggu satu kali. (DY/OL-1) Post Date : 15 Juli 2005 |