|
YOGYA (KR) - Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtamarta Yogyakarta membangun lagi sistem instalasi pengelolaan air bersih. Dengan sistem tersebut, maka kualitas air yang dihasilkan akan meningkat menjadi lebih bersih dan sehat serta memenuhi persyaratan yang ditentukan Permenkes No 907/Menkes/ SK/VII/2002. Hal tersebut disampaikan Direktur H Dachron Saleh SH kepada wartawan usai mengikuti upacara memperingati hari bakti 36 tahun PDAM Tirtamarta, baru-baru ini. Peringatan hari bakti PDAM ini dihadiri Walikota Yogyakarta Herry Zudianto, serta staf dan pegawai PDAM Tirtamarta. Instalasi pengelolaan air bersih dimaksud adalah instalasi untuk mengelola air baku menjadi air bersih yang mempunyai kualitas aman dikonsumsi. Dijelaskan Dachron, kondisi air baku yang berasal dari sumurdalam, mengandung zat besi (Fe) dan mangan (Mn) sangat tinggi sehingga melebihi ambang batas. Jika tidak menggunakan instalasi pengelolaan air bersih ini, maka selain air yang sampai ke pelanggan menjadi berwarna kecoklatan, kehitaman, sehingga terlihat kotor, juga dapat menimbulkan kerak di instalasi penampungan, di pipa transmisi, dan di pipa distribusi. Akibatnya banyak pelanggan yang mengeluh karena air terlihat keruh. Dengan instalasi pengelolaan air bersih ini, kami harapkan tidak ada lagi keluhan dari masyarakat, karena kualitas air semakin terjamin. Meski demikian bukan berarti tidak ada masalah lagi, paparnya. Diakui Dachron, meski hasil dari sistem instalasi pengelolaan air bersih sumurdalam tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan Menteri Kesehatan, namun terkadang masih terjadi kebocoran-kebocoran pada pipa sehingga mempengaruhi kualitas air. Dengan fakta tesebut, maka PDAM terus melakukan pemantauan serta pengawasan agar adanya pipa-pipa yang bocor bisa segera diketahui. Disamping meningkatkan kualitas air, PDAM Tirtamarta juga melakukan upaya meningkatkan kuantitas air, yaitu dengan cara membuat sumur dalam untuk memperoleh debit air yang dibutuhkan. Karena selama ini penggunaan sumber air dari sungai dan mata air, selalu terpengaruh pada musim. Jika musim kemarau panjang terjadi hingga 6-8 bulan, maka debit air dipastikan akan berkurang. (*-9)-d. Post Date : 06 Agustus 2005 |