Hari Air Sarana Gugah Kesadaran Warga Kota

Sumber:Koran Sindo - 23 Maret 2009
Kategori:Air Minum

SURABAYA (SINDO) – Peringatan Hari Air sedunia di Surabaya kemarin dimaknai oleh beberapa elemen.Di antaranya, Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air (KRuHA) Jatim, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya,Ecoton, Up-Link,dan Dewan Kota. 

Melalui poster dan baliho yang dipasang serta pamflet yang disebar di Taman Bungkul, elemen ini menggugah sekaligus mengajak warga kota peduli air sebagai sumber kehidupan. Materi yang ditampilkan adalah kotornya sungai di Surabaya. Tidak terkecuali Kali Surabaya dan terusannya yang merupakan sumber air baku air PDAM.

Pasca melihat poster yang ada diharapkan muncul gerakan bersama mengubah kondisi yang ada. Sekjen Dewan Kota Pinky Saptandari menyebut,pihaknya sengaja mengangkat kondisi lingkungan sekitar sebagai materi kampanye peduli lingkungan.”Memanfaatkan momentum Hari Air se Dunia tahun ini,kita menolak privatisasi air,”terangnya.

Menurut dia, sebagaimana data Ecoton yang dikutipnya, tidak kurang dari 4 ton feses dibuang setiap hari ke Kali Surabaya.Kandungan Ecoli dalam feses tersebut masuk kategori berat. Masih berdasar data yang ada, terdapat 64.000 sel bakteri per 100 ml contoh air.

Padahal, berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 82/2001, kandungan bakteri yang bisa ditolerir adalah 100 sel bakteri per 100 ml contoh air. Pinky menambahkan,menyikapi masalah ini diperlukan komitmen bersama masyarakat. Baik unsur rumah tangga, sekolah, serta pemerintah selaku pengambil kebijakan.

”Perubahan ini bisa dimulai dari hal yang sederhana. Seperti memberi contoh tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah, dan mengganti kantongan plastik dengan yang lain,” pungkas dosen Universitas Airlangga (Unair) ini.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi menandaskan, pihaknya akan terus berupaya mendesak Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menerapkan kurikulum peduli lingkungan. Ecoton menilai, penerapan kurikulum peduli lingkungan diyakini mampu menciptakan generasi peduli lingkungan.

”Penerapan kurikulum lingkungan kami nilai tidak kalah efektif dengan kampanye Prokasih (program kali bersih). Salah satu kegiatan riil dari kurikulum ini adalah jelajah atau susur sungai,” tuturnya.Lewat susur sungai, lanjutnya, pelajar bisa tahu langsung kondisi air di sekitarnya. (soeprayitno)



Post Date : 23 Maret 2009