|
Gunung Kidul, Kompas - Kenaikan harga bahan bakar minyak yang bertepatan dengan dimulainya musim kemarau menambah beban derita warga Gunung Kidul. Sebagian warga yang mulai menggantungkan pasokan air dari pembelian melalui truk tangki mengeluhkan naiknya harga air. Harga air per tangki meningkat dengan kisaran antara Rp 10.000 hingga Rp 25.000. Di Desa Banjarejo, Tanjungsari, misalnya, harga air bisa mencapai Rp 150.000 per tangki. Seorang warga, Tatik, mengaku bisa menghabiskan hingga lima tangki air berkapasitas 5.000 liter selama musim kemarau. "Air di bak penampungan air hujan milik warga rata- rata tinggal tersisa 25 persen," tutur Camat Tanjungsari Edy Basuki, Selasa (27/5). Harga air di beberapa desa lain di Kecamatan Tanjungsari berkisar antara Rp 80.000 hingga Rp 100.000 per tangki. Dengan kenaikan harga BBM, Edy memastikan plafon anggaran yang telah disiapkan untuk dropping air gratis sebesar Rp 64 juta tidak akan mencukupi pada kemarau kali ini. Tahun lalu, dropping air gratis dilaksanakan selama 120 kali pada 44 pedusunan di Tanjungsari selama musim kemarau. Pemerintah Kecamatan Tanjungsari saat ini sedang mencoba menyeleksi permohonan dropping air yang sudah diajukan oleh dua desa, yaitu Desa Kemadang dan Kemiri. "Tiap desa telah menyusun prioritas rumah tangga miskin untuk segera di-dropping air pada awal Juni," ucap Edy. Sekitar pantai Harga air per tangki di Kecamatan Panggang juga merangkak naik dari sebelumnya antara Rp 110.000 hingga Rp 120.000 menjadi Rp 130.000 hingga Rp 140.000. Harga air tertinggi, terutama di daerah sekitar pantai, yaitu di Desa Girikerto. Masyarakat terpaksa menerima kenaikan tarif air karena biaya transportasi juga naik. Menurut Camat Panggang Agus Hartadi, dropping air gratis sudah mulai dilaksanakan di dua desa. Dari 44 dusun di Kecamatan Panggang, 32 di antaranya masuk dalam kategori rawan kekeringan sehingga menjadi prioritas dropping air. Secara bergiliran, dropping air akan resmi dilaksanakan mulai pertengahan Juni mendatang. Anggaran dropping air tahun ini di Kecamatan Panggang adalah sebesar Rp 56 juta. Agus mengaku akan segera mengajukan permintaan penambahan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Gunung Kidul. "Kami mengajukan penambahan Rp 10 juta-Rp 12 juta supaya mencukupi," ujar Agus. Dropping air di tiap dusun, lanjut Agus, minimal membutuhkan enam tangki air. Pembagian air gratis biasanya diprioritaskan untuk memenuhi bak penampungan air umum. (WKM) Post Date : 28 Mei 2008 |