Harga Air Rp 150.000/Tangki

Sumber:Suara Merdeka - 23 Juli 2007
Kategori:Air Minum
KLATEN- Harga air bersih di beberapa wilayah yang rawan kekeringan di Kabupaten Klaten seperti Kecamatan Kemalang, Jatinom, Tulung, dan Karangnongko, terus melonjak. Jika pekan lalu harga air bersih paling tinggi Rp 120.000/tangki (5.000 liter), pada Minggu (22/7), harga sudah menyentuh Rp 150.000/tangki. Itu terjadi terutama di Kecamatan Kemalang yang berada di lereng Gunung Merapi.

''Untuk dusun yang berada persis di lereng, harga sudah mencapai Rp 150.000 sejak beberapa hari ini, padahal sebelumnya tidak sampai,'' ujar Barji, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang.

Dia memperkirakan harga akan terus naik bertahap selama hujan belum turun. Awal kemarau, semula harga hanya Rp 30.000, naik menjadi Rp 50.000 sampai sekarang Rp 150.000. Lonjakan harga terutama dirasakan warga yang menghuni dusun-dusun di puncak seperti di Dusun Petung dan Dusun Canguk, serta Pajegan di Desa Tegalmulyo.

Warga terpaksa harus membeli karena itu menjadi kebutuhan mereka sehari-hari. Harga air semakin ke dataran rendah semakin murah. Meski demikian, di dataran rendah rata-rata harga juga naik .Di Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang, harga air sepekan lalu Rp 40.000/tangki, kemarin mencapai Rp 60.000/tangki.

Itu saja habis dalam sepekan untuk kebutuhan memasak dan minum ternak. ''Kalau untuk mencuci, kami memilih mencari ke penampungan,'' ujar Gino, warga Desa Kendalsari.

Pasalnya, jika air yang dibeli dipakai untuk mencuci maka tiga hari habis. Untungnya, beberapa cekungan penampung air masih ada sisa, meski airnya keruh.

Jika kemarau semakin panjang, maka kekeringan, menurutnya, akan semakin parah. Air akan semakin mahal karena wilayah lain juga membutuhkan.

Di Kecamatan Tulung, Jatinom, dan Karangnongko, harga masih relatif lebih murah meski terus naik. Harga air tertinggi di tiga kecamatan itu masih di bawah Rp 100.000, karena jaraknya relatif dekat dan mudah dijangkau.

Camat Kemalang, Herlambang Budi Santoso mengatakan, permintaan droping bantuan terus diajukan. Namun tetap saja kekurangan karena wilayah cakupan sangat luas yakni meliputi 13 desa.

''Sebelum erupsi Merapi masih ada bantuan dari aliran sungai di Bebeng, Kabupaten Sleman. Namun sekarang belum selesai dibenahi,'' ujar dia.

Menurut dia, meski bantuan Pemkab terus disalurkan harga air akan semakin tinggi jika kemarau semakin panjang. (H34-42)



Post Date : 23 Juli 2007