Harga Air Mencapai Rp250 Ribu per Tangki

Sumber:Media Indonesia - 28 Juli 2009
Kategori:Air Minum

MASIH awal musim kemarau harga air bersih sudah melambung tinggi. Di Kecamatan Gedangsari, kata dia, terdapat tujuh desa yang kebutuhan airnya harus membeli dari pedagang air bersih swasta. DI Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), air untuk kebutuhan rumah tangga dijual hingga Rp250 ribu per tangki (isi 5 ribu liter).

`'Harga air bersih disesuaikan dengan jauh dekatnya lokasi. Kalau lokasinya mudah dijangkau dan dekat, harganya rata-rata Rp150.000 per tangki,'' kata Marsubroto, anggota DPRD Gunungkidul, kemarin.

Di Kecamatan Gedangsari, kata dia, terdapat tujuh desa yang kebutuhan airnya harus membeli dari pedagang air bersih swasta, antara lain, Desa Hargomulyo, Ngalang, Mertelu, Watu Gadjah, Sampang, dan Tegalrejo.

Untuk kebutuhan rata-rata air bersih bagi keluarga yang anggota keluarganya sedikit, dalam satu bulan dua tangki.

`'Kalau dari pemerintah (daerah) memang ada bantuan, tetapi itu untuk umum. Kalau yang air bersih bantuan pemerintah yang melalui kecamatan itu cepat habisnya. Untuk satu tangki habis dalam waktu tiga hari.'' Sebenarnya di daerah itu terdapat sumber air. Namun, berjarak minimal sekitar 2 kilometer dari permukiman warga.

Warga Desa Jaten, Kecamatan Tepus, Gunungkidul, Yadi, mengakui hal itu. Bahkan, para pedagang seenaknya menentukan harga air dan warga tidak bisa menawar.
`'Kadang kalau tempatnya sulit dijangkau harganya bisa tinggi mencapai Rp250.000 per tangki. Kalau tidak mau bayar, pedagang tidak mau melayani.'' Sementara itu, Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng), memasok 25 hingga 30 tangki setiap harinya untuk daerah yang mengalami kekurangan air bersih.

Hingga kemarin, sudah 56 desa dengan jumlah 40 ribu keluarga lebih yang mengalami kesulitan air bersih. `'Lima unit kendaraan memasok untuk warga yang kekurangan air bersih. Total air yang dipasok sebanyak 125 hingga 150 ribu liter. Satu desa dipasok satu unit tangki air bersih,'' Kepala Bidang Hubungan Pelanggan PDAM Purbalingga Titin Kusriati, kemarin. Titin mengungkapkan warga hanya diminta untuk menyediakan tempat penampungan.

Kekeringan juga melanda Kabupaten Klaten, Jateng. Akibat kemarau terdapat 10 kecamatan yang kekeringan, yaitu Prambanan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas, Karangdowo, Tulung, Kemalang, Jatinom, dan Karangnongko. Kondisi kekeringan yang cukup kritis di Klaten bagian selatan, terutama yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, dan daerah lereng Gunung Merapi. Lahan padi terancam gagal panen karena air irigasi menyusut.

Delapan waduk aman Sebaliknya, Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengutarakan ketersediaan air di delapan waduk besar di wilayahnya masih aman. `'Sampai saat ini belum ada laporan kekeringan ke saya,'' kata Bibit, kemarin.

Delapan waduk tersebut adalah Malahayu, Cacaban, Rawapening, Kedungombo, Wonogiri, Sempor, Wadaslintang, dan Sudirman.

Menurutnya, yang terjadi saat ini adalah kemarau basah sehingga hampir semua waduk di Jateng tidak mengalami masalah dan petani masih bisa memanfaatkannya.

Kendati begitu, Gubernur mengingatkan agar warganya hemat dalam penggunaan air.
Selain itu, mengantisipasi datangnya musim kemarau dengan membuat sumur pantek di daerah yang berpotensi kekeringan.

Dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dilaporkan, kemarau telah mengakibatkan debit air Sungai Barito di kawasan tersebut menyusut. Hal itu menyebabkan jalur pelayaran angkutan sungai barang dan penumpang ke pedalaman Kalteng terganggu.

Pantauan di pelabuhan pelayaran rakyat, Banjar Raya, Kota Banjarmasin, beberapa kapal pengangkut barang dan penumpang atau sering disebut bus sungai tidak beroperasi.  sulistiono



Post Date : 28 Juli 2009