|
BANJARMASIN (Media): Warga sejumlah kecamatan di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga kemarin masih kesulitan mendapatkan air bersih akibat kemarau panjang. Untuk mendapatkan air bersih warga membeli dengan harga Rp2.000 per jeriken isi 20 liter. Aspahani, Kepala Desa (Pembekal) Gampa, Kecamatan Rantau Badauh, Barito Kuala, kepada Media, kemarin, mengatakan sejak dua bulan terakhir, ratusan warga dari tujuh rukun tetangga (RT) di wilayahnya kesulitan air bersih. "Warga terpaksa membeli air bersih dengan harga tinggi, dua ribu rupiah per jeriken," katanya.Walaupun harganya tinggi, warga tetap membeli air bersih yang dijual dengan mobil pikap dari Banjarmasin karena tidak ada pilihan. Sementara suplai air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Barito Kuala hanya beberapa kali dilakukan dan air tersebut dijual dengan harga Rp600 per jeriken. Sejak musim kemarau PDAM Barito Kuala tidak menyuplai air bersih lewat kantong-kantong air di depan rumah warga. Menurut Aspihani, kesulitan air bersih ini cukup membebani warganya karena harus mengeluarkan biaya tinggi, sementara kondisi perekonomian warga pas-pasan. Dari Malang, Jawa Timur, kemarin, dilaporkan sebagian besar masyarakat Kabupaten Malang juga kesulitan mendapatkan air bersih. Seperti yang dialami warga Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji. Namun, dengan adanya proyek air bersih di daerah tersebut, warga dengan mudah mendapatkan air bersih. Sebelumnya, air bersih yang diambil warga itu berasal dari lima sumber kecil yang terdapat di Sungai Babar, Dusun Kasikon, jaraknya sekitar 1 km dari rumah penduduk. Untuk mendapatkan air bersih warga harus jalan kaki melintasi bukit terjal. Sumber air tersebut dipergunakan oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi, cuci, kakus. Warga yang menggunakan sumber air sungai, antara lain warga Dusun Kasikon yang jumlahnya mencapai 460 keluarga, warga Dusun Putukrejo berjumlah 80 keluarga dan warga Dusun Wadung 15 keluarga. Di Pandeglang, Banten, hujan deras disertai angin kencang selama dua hari sejak Rabu (22/9) hingga kemarin mengakibatkan puluhan rumah penduduk rusak. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, namun dilaporkan tiga warga mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Kepala Pusat Informasi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Cecep Djuanda kepada Media, kemarin, mengatakan hujan deras yang terjadi selama dua hari terakhir mengakibatkan 84 rumah warga di Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, rusak. Delapan unit rumah di antaranya rata dengan tanah, sementara 35 unit rumah rusak berat dan 41 rumah rusak ringan. "Bupati Pandeglang Dimiyati langsung meninjau kerusakan rumah yang dialami masyarakat di Kampung Sukamaju, Desa Citeureup, sekaligus mengupayakan penanggulangannya," ujar Cecep. Disebutkan, musibah angin kencang tersebut juga mengakibatkan dua penduduk Kampung Sukamaju masing-masing Satra, 45, dan Nengsi, 25, serta anaknya yang masih balita menderita luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan. (DY/BN/BV/N-1) Post Date : 24 September 2004 |