|
Bandung - Kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan pakai sabun di Indonesia masih sangat rendah. Dari penelitian Environmental Services Program (ESP) pada 2006, jumlah masyarakat yang mencuci tangan pakai sabun, sebelum makan hanya 14,3 persen, sesudah buang air besar 11,7 persen, atau setelah menceboki bayi 8,9 persen. Tak hanya itu, tingkat kesadaran untuk mencuci tangan pakai sabun pun sangat rendah sebelum menyuapi anak 7,4 persen dan sebelum menyiapkan makanan hanya 6 persen. Wakil Kepala Dinas Kesehatan Jabar Baniah Patriawati mengatakan rendahnya kesadaran mencuci tangan tersebut sangat mengkhawatirkan. Sebab dari data WHO, diare membunuh hampir 2 juta anak-anak setiap tahunnya atau 5 ribu anak perhari. "Dengan cuci tangan pakai sabun, berarti dapat mengurangi angka tersebut. Selain itu, cuci tangan pakai sabun pun mampu pula mengurangi risiko penyakit selain diare. Seperti mencegah kolerea dan disentri," ujarnya saat memberikan sambutan pada acara Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS), di Jalan Diponegoro, Rabu (15/10/2008). Menurutnya, cuci tangan memakai sabun merupakan salah satu cara menjaga kesehatan paling murah dan efektif. Maka itu, jelas dia, peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS), bisa menjadi momentum mempercepat peningkatan kesadaran warga Bandung dan sekitarnya mengenai pentingnya cucu tangan pakai sabun. "Warga pun dapat mempratikkannya dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya. "Dengan mencuci tangan menggunakan sabun, berarti akan membantu menyelamatkan jutaan jiwa dan menciptakan masa depan lebih baik," tambahnya.(ern/ern) Post Date : 15 Oktober 2008 |