|
DEPOK (Media): Sejumlah guru sekolah dasar negeri (SDN) di Kota Depok mengancam akan mogok mengajar karena pemerintah daerah setempat membiarkan sampah menumpuk di sekitar tiga SDN di wilayah tersebut. Kepala SDN Curug I Sorta Sitorus di Cimanggis, kemarin mengatakan, para pengajar juga mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran, sekaligus membawa sampah ke Kantor Pemerintah Kota Depok. "Aksi mogok mengajar dan berunjuk rasa merupakan pilihan terakhir karena Wali Kota Depok Badrul Kamal, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Depok Tutun Sufyan, dan Camat Cimanggis Rumanul sudah tidak peduli lagi dengan sampah yang bertumpuk di samping tembok pagar tiga SDN di wilayah ini," kata Sorta kepada Media. Menurut Sorta, guru SDN yang mengancam mogok itu meliputi guru SDN Curug I, SDN Cisalak Pasar II, dan SDN Cisalak Pasar III, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Pada aksi unjuk rasa tersebut, mereka akan mendesak Badrul Kamal mengundurkan diri dari jabatannya karena dinilai tidak mampu mengatasi sampah yang bermasalah sejak lima tahun lalu. Menurut Sorta, sampah yang menumpuk dan sudah berulat itu tingginya mencapai sekitar lima meter, dan berada di lahan sepanjang 60 meter dan lebar 30 meter. Sampah tersebut tepat berada di samping gedung SDN I Curug. Bertumpuknya sampah tersebut sangat mengganggu proses belajar-mengajar di tiga SDN di kawasan tersebut karena para siswa dan guru terpaksa menghirup udara berbau busuk. Akibatnya, dalam sebulan terakhir beberapa siswa dan guru tiga SDN menderita sesak napas, batuk, dan pusing kepala. Penyakit tersebut diperkirakan timbul akibat sampah di samping gedung SDN I Curug. Murid dan guru SDN Curug I paling banyak menderita sesak napas, batuk, dan pusing kepala, dan mereka terpaksa berobat ke dokter akibat polusi bau sampah yang menyebar. Guru dan siswa SDN Cisalak Pasar II dan III menderita sakit, namun sakit mereka tidak separah yang diderita guru dan siswa SDN Curug I. "Saya sudah dua minggu berobat jalan ke Rumah Sakit (RS) Tugu Ibu Cimanggis di Jalan Raya Bogor," kata Sorta. Walau demikian, lanjutnya, hingga saat ini belum ada siswa dan guru di tiga SDN tersebut yang dirawat inap di rumah sakit karena terpaksa menghirup bau sampah. Sampah tersebut berupa sisa-sisa makanan seperti ikan, tulang sapi, ayam, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang dibuang pedagang dan warga sekitar Pasar Cisalak, Cimanggis. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD) lahan yang pembuangan sampah itu untuk Terminal Angkutan Kota Jurusan Kampung Rambutan-Cisalak. Terminal dan Pasar Cisalak dibangun oleh PT Piranti Harum Lestari (PHL) pada 1996, yang tujuannya untuk mengurangi kemacetan di Jl Raya Bogor, tepatnya di depan Pasar Cisalak. Selesai pembangunan Terminal dan Pasar Cisalak, oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Depok dioperasikan sesuai fungsinya. Saat itu, semua angkutan kota yang datang dari Kampung Rambutan melalui simpangan Radar AURI, Kelurahan Mekarsari, Cimanggis masuk kawasan tersebut. Namun, tak lama kemudian angkutan kota tidak lagi mau masuk terminal tersebut. Selain itu, pembangunan terminal dibuat dengan tujuan mengurangi kemacetan di kawasan itu dengan menempatkan pedagang yang selama ini berjualan di pinggir jalan bisa berdagang di kios. Namun, karena terminal tersebut tidak difungsikan akhirnya warga dan pedagang Pasar Cisalak memanfaatkan lahan tersebut untuk menjadi area pembuangan sampah. Dari pantauan Media, hingga kini banyak kios di Pasar Cisalak yang tidak terisi, akibatnya rolling door-nya raib dicuri penjahat. Dengan kondisi tersebut, Sorta meminta Wali Kota Depok Badrul Kamal memindahkan gedung SDN Curug I, Cisalak Pasar II dan III ke tempat lain jika lahan terminal tetap digunakan tempat pembuangan sampah. Belakangan ini, beberapa ruangan kelas I hingga kelas VI kosong karena siswa yang belajar di sekolah itu banyak yang dipindahkan orang tua mereka ke sekolah lain. Orang tua murid tidak mau lagi memasukkan anaknya ke sekolah tersebut karena terkesan jorok. Saat ini jumlah siswa di SDN Curug I sekitar 270 orang. SDN Cisalak II sekitar 200 orang dan SDN Cisalak III sekitar 120 orang. "Kami sudah meminta kepada Camat Cimanggis Rumanul dan Kepala Dinas Pasar Kota Depok Tutun Sufyan untuk membuang sampah secepatnya. Kami juga sudah mengirimkan surat kepada Badrul Kamal tapi belum membuahkan hasil," kata Sorta. (KG/J-4) Post Date : 31 Mei 2004 |