KARAWANG, (PR).- Gunungan sampah teronggok di sepanjang pinggiran Sungai Citarum. Akibatnya, saluran sungai pun menyempit sehingga air meluap ke permukiman warga saat musim hujan.
Warga yang tinggal di sepanjang sungai, kini bersiap meninggikan rumahnya agar air luapan sungai tidak masuk ke rumah mereka.
Pengamatan "PR" pada Kamis (19/11), gunungan sampah yang sebagian besar sampah rumah tangga menumpuk di titik-titik yang tersebar sepanjang Sungai Citarum yang melintasi Kabupaten Karawang. Ketinggian sampah tidak kurang dari lima meter.
Salah satu gunungan sampah itu terdapat di Kampung Anjun Kaler, RT 15 RW 14, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, Kab. Karawang. Di titik tersebut, ketinggian sampah kira-kira lima meter yang diapit Sungai Citarum dan Jln. R.A. Singasari. Menurut keterangan sejumlah warga, lokasi pembuangan sampah itu sudah ada sebelum 2001.
Awalnya, lokasi itu hanya tempat pembuangan sementara. Akan tetapi karena pengangkutan tidak dilakukan sepenuhnya, maka sampah yang tidak terangkut terus menumpuk. Sampah yang meluber dari gunungan itu juga sempat menutupi saluran pembuangan dari permukiman warga ke sungai.
"Jadi kadang-kadang warga membersihkan sampah yang menyumbat di saluran itu," kata Emis (44), warga yang tinggal di pinggir sungai.
Emis mengatakan, bau menyengat yang ditimbulkan sampah tidak terlalu mengganggu dibandingkan dengan bau sungai yang bercampur dengan limbah.
Akan tetapi, bau itu semakin menyengat saat musim hujan karena air sungai yang bercampur limbah itu meluap. "Sampah pun terbawa oleh luapan air sungai. Apalagi air selalu masuk ke rumah," kata Emis.
Agar air tidak masuk ke rumah, sejak sepekan lalu warga yang tinggal di pinggir sungai menguruk lantai rumahnya dengan tanah. Dengan cara itu, diharapkan air tidak masuk ke rumah. "Kalau tidak dinaikkan begini, ketinggian air yang merendam rumah bisa mencapai 30 sentimeter," tutur Maman (54).
Namun jika air tetap masuk ke rumah, Maman akan mengungsi bersama keluarganya ke tempat yang lebih tinggi. Diakui Maman, kendati setiap tahun rumahnya terendam air luapan sungai, dia enggan pindah dari tempat itu. Menurut Maman, dia harus mengeluarkan uang lebih besar jika pindah rumah, sedangkan ia hanya bekerja sebagai tukang ojek. (A-153)
Post Date : 20 November 2009
|