|
TULUNGAGUNG- Warga Tulungagung yang memiliki sanitasi yang memenuhi syarat baru mencakup 64 persen saja. Padahal, sesuai dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam Millenium Develompment Goals (MDGs) harus menuntaskan masalah sanitasi dan air bersih pada tahun 2015. Untuk itu, dua hari lalu dilakukan desiminasi tentang Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi (SToPS). Sosialisasi ini diharapkan memiliki kesamaan aksi dalam menggugah kesadaran dan perilaku dalam buang air besar (BAB) tidak sembarang tempat. Acara yang dilaksanakan di Hotel Narita itu diikuti berbagai instansi dari kabupaten, kecamatan, hingga kepala desa. Menurut Sekretaris Kabupaten Eko Soetanto, masalah sanitasi tidak hanya masalah kesehatan saja. Tapi, juga masalah ekonomi. Ada investor enggan masuk karena masalah sanitasi tidak tertangani dengan baik. Itu sebabnya, sejumlah negara telah menandatangani kesepakatan dalam MDGs, yang salah satu harus menuntaskan masalah sanitasi dan air bersih. "Dalam 15 menit ada satu bocah tewas karena diare di dunia ini," ujarnya. Selain itu, Eko juga mengatakan dalam menuntaskan masalah sanitasi dan pembangunan lainnya tidak harus berpangku bantuan pemerintah. Pembangunan yang hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah kebanyakan hasilnya kurang maksimal. Tapi tidak, jika pembangunan itu dilaksanakan masyarakat sendiri. Seperti pada tahun 1974 Inpres yang memberi bantuan di antaranya untuk pembangunan sanitasi kepada masyarakat malah kurang berhasil. Pembangunannya sendiri lancar, Nah, dari situ diterapkan program yang didasarkan atas kesadaran masyarakat sendiri. Melalui kerjasama dengan WSP (Water and Sanitation Program), mulai menerapkan cara CLTS (Community Led Total Sanitation). Yakni gerakan sanitasi total masyarakat. Gerakan ini menitikberatkan partisipasi masyarakat. CLTS ini menggugah warga membuat sanitasi tanpa ada subsidi atau bantaun dari pemerintah. Tapi, dengan kesadaran sendiri masyarakat membuat sanitasi. "Program ini sudah berhasil diterapkan di Lumajang. Program ini dilaksanakan di 29 kabupaten dan kota di Jawa Timur,"jelas salah seorang instruktur. (cam) Post Date : 08 Juni 2007 |