|
JAKARTA: Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan pemprov telah menyiapkan berbagai antisipasi agar hujan pada akhir dan awal tahun nanti tidak menimbulkan banjir besar seperti tahun sebelumnya. Meski mengaku siap menghadapi banjir, Fauzi mengatakan bencana banjir di Jakarta tidak bisa dihilangkan 100% mengingat kondisi geografis Jakarta yang berada di dataran rendah dan curah hujan yang cenderung cukup tinggi dpada setiap musim hujan. "Kami sudah mengadakan serangkaian kegiatan untuk mencegah masalah banjir ini, baik dengan gladi bersih, dan gladi lapangan untuk kesiapan petugas-petugas di lapangan serta warga yang biasa terkena banjir di daerahnya. Jadi kami siap," ujarnya kemarin. Dia menjelaskan dari segi pembangunan fisik pemprov juga terus mengupayakan perbaikan sarana dan prasarana terkait dengan pola induk pengendalian banjir secara bertahap, seperti percepatan Banjir Kanal Timur, serta revitalisasi sejumlah waduk. Menurut dia, selama ini proses revitalisasi dan peningkatan manfaat waduk umumnya terkendala masalah pembebasan lahan dan perubahan fungsi lahan menjadi tempat hunian warga. Akibatnya, fungsi waduk tidak maksimal sementara warga juga enggan pindah dari lokasi tersebut. Dia menambahkan tahun ini pemprov telah menggelontorkan Rp813 miliar dana APBD untuk mendukung program penanggulangan banjir. Adapun tahun depan, dana yang digelontorkan bertambah hingga totalnya menjadi lebih dari Rp2 triliun. Mulai tergenang Sementara itu, Posko Satkorlak Banjir di DKI melaporkan hujan deras yang terjadi sejak awal pekan ini telah menyebabkan puluhan titik di dua wilayah langganan banjir Ibu Kota, yakni Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, tergenang air setinggi 25 cm-150 cm. Beberapa wilayah yang tergenang itu a.l. Bukit Duri, Kampung Pulo, Cawang, Cipinang, Kampung Melayu Kecil, Gang Arus, Bidaracina, Kalibata, Tebet, Petamburan, dan daerah-daerah sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Di Kampung Melayu Kecil, Jakarta selatan banjir bahkan sudah menghentikan aktivitas belajar-mengajar di SD dan SMP Yayasan Perguruan Rakyat 2 karena ruang kelas dan kantor terendam air setinggi 40 cm. Pimpinan sekolah akhirnya meliburkan anak didiknya. Saat ini, kondisi belasan pintu air di Jakarta dan Katulampa Bogor masih dalam kondisi siaga IV dengan debit air di bawah normal. Hingga siang kemarin, di Pintu Air Katulampa, ketinggian air tercatat 40 cm (normal 80 cm), di Pintu Air Depok 125 cm (normal 200 cm). Petugas pintu air Manggarai Dian Nur Cahyo mengatakan meski ketinggian air masih di bawah normal, warga dimbau untuk waspada. Sebab, dalam 2 hari terakhir bisa terjadi peningkatan intensitas hujan terutama akibat air kiriman dari Bogor. "Kalau hanya hujan lokal, Jakarta tidak terlalu berpengaruh. Namun, kalau di Bogor sudah hujan dengan intensitas tinggi, harus waspada dan itu hujan tidak bisa diprediksi," ujarnya kemarin, seperti dilaporkan Antara. Menurut informasi dari Badan Meterologi dan Geofisika DKI, hujan masih berpotensi terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada hari ini. Sedangkan di wilayah lain, termasuk Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok, diperkirakan berawan dengan potensi hujan ringan. Bersamaan dengan tergenangnya sejumlah wilayah itu, Dinas Kesehatan DKI memutuskan memperpanjang waktu operasional seluruh puskesmas, posko kesehatan, dan ambulans, menjadi 7 hari dalam sepekan dari sebelumnya 6 hari. Kepala Dinas Kesehatan DKI Wibowo Sukijat mengatakan pihaknya sudah menyiagakan 333 unit puskesmas, 46 posko kesehatan, dan 30 ambulans sebagai antipasi lonjakan pasien akibat banjir tahun ini, dengan penyakit khas seperti demam berdarah dengue, gatal, serta diare. (Bastanul Siregar) Post Date : 05 November 2008 |