JAKARTA Terendamnya sejumlah jalan di Ibukota akibat hujan deras Kamis hingga Jumat (1/2) terutama di jalan protokol, akibat buruknya sistem drainase di ruas jalan tersebut, sehingga tidak mampu menampung volume air.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berang akibat buruknya sistem drainase yang baru diperbaiki tersebut. Sebab itu, dia langsung memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk memanggil para kontraktor yang mengerjakan drainase yang dinilai buruk. "Suruh mereka lihat banjir di jalanan, kok hasil pengerjaan drainase begitu buruk," kata Fauzi.
Drainase yang buruk bukan hanya di Jalan Sudirman-Thamrin, tetapi juga di tempat lain seperti di Kwitang, Cempaka Putih, dan Sam Ratulangi. Selain memanggil kontraktor, dia juga memerintahkan semua wali kota menginventarisasi semua pro- yek-proyek pengerjaan drainase dan meminta para kontraktor memperbaikinya. "Itu tanggung jawab mereka, jangan ditinggal begitu saja setelah dikerjakan," kata Fauzi.
Sistem drainase di Ibukota, paparnya, harus dijaga terus menerus agar berfungsi dengan baik. Perawatan akan dilakukan per wilayah dengan sistem kontrak. Dengan demikian, kalau ditemukan drainase buruk, maka penanggungjawabnya harus dijatuhi sanksi. Ia meminta seluruh jajarannya, tetap siaga menghadapi curah hujan yang tinggi, terutama di titik-titik yang terendam banjir.
"Dinas-dinas yang terkait harus cepat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tertimpa bencana banjir seperti Dinas Kesehatan, Bintal Kesos, wali kota serta jajarannya," katanya. Mereka diminta siap 24 jam di lapangan untuk membantu masyarakat.
Busway Terganggu
Sementara data dari Crisis Center DKI hingga pukul 23.00 WIB, ketinggian air di Pintu Air Katulampa, Bogor mencapai 70 centimeter atau di bawah batas normal 80 cm. Demikian halnya di pintu air Depok yang tercatat 190 cm atau di bawah ambang normal 200 cm. Sedangkan, data Crisis Center Satkorlak PBP DKI Jakarta, hingga pukul 14.00 WIB, untuk wilayah Jakarta Pusat banjir terjadi di 11 kelurahan meliputi Kelurahan Cempaka Putih, Cempaka Mas, Petamburan, Kemayoran, Kebon Kosong, Sumur Batu, Serdang, Harapan Mulya, Cempaka Baru, Gunung Sahari Selatan, dan Gambir.
Hujan deras yang merendam ruas jalan, mengakibatkan busway koridor II-VII berhenti beroperasi. Kepala Operasional BLU Transjakarta, Rene Nunumete, mengatakan, tidak beroperasinya bus Transjakarta koridor II-VII karena jalur busway terendam banjir. "Bus Transjakarta koridor II, III, IV, dan V berhenti beroperasi sejak pukul 10.00 WIB, sedangkan bus Transjakarta koridor VI dan VII berhenti beroperasi sejak pukul 13.30 WIB," kata Rene.
Sementara itu, hasil pemantauan SP, di pintu air Manggarai, Jumat malam, pukul 22.00 WIB, ketinggian air sudah turun menjadi 770 cm. Pada pukul 14.00 WIB ketinggian air di pintu air itu mencapai 800 cm atau di atas batas normal 750 cm. Sedangkan di Jakarta Utara banjir terjadi di 14 kelurahan meliputi Kelurahan Penjaringan, Pejagalan, Kamalmuara, Kapuk Muara, Pluit, Semper Timur, Marunda, Rorotan, Sukapura, Pademangan, Pademangan Timur, Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading Barat, Pegangsaan II, dan Lagoa.
Di Jakarta Barat banjir menggenangi delapan kelurahan meliputi Kelurahan Grogol, Tanjung Duren Selatan, Jatipulo, Kota Bambu Utara, Kapuk, Kalideres, Kebon Jeruk, dan Kedoya Utara.
Dan, Jakarta Selatan banjir melanda dua kelurahan yakni Kelurahan Petogogan dan Gunung. Sedangkan di Jakarta Timur banjir hanya menggenangi Kelurahan Rambutan. Tinggi genangan air bervariasi mulai dari 10 centimeter hingga satu meter. "Banjir terparah terjadi di Petamburan yakni di RW 05 Rt 009, 010, dan 018," kata Kasubdis Kesiagaan Dinas Tramtib dan Linmas DKI Jakarta Bobby Aryono. [B-15]
Post Date : 02 Februari 2008
|