|
MUSIBAH banjir dan longsor kembali melanda sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain di Sulawesi Barat, Bengkulu, Sulawesi Tengah, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Akibat hujan deras selama dua hari berturut-turut, ribuan rumah di lima kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, kembali terendam banjir. Tiga kecamatan yang paling parah yaitu Mapilli, Luyo, dan Campalagian. Banjir makin diperparah dengan meluapnya Sungai Maloso yang membelah kabupaten tersebut. Berdasarkan pantauan Media Indonesia, ribuan rumah di tiga kecamatan tersebut hingga kemarin sore masih terendam banjir setinggi sekitar 120 cm. Kendati begitu, belum ada gelombang pengungsian. Para warga mengaku masih merasa aman di rumah mereka yang berbentuk rumah panggung, yang tinggi lantainya dari dasar tanah rata-rata lebih dari 3 m. ''Banjir yang datang menerjang dengan deras juga membawa pohon yang tercabut dari tanah dan potongan kayu,'' kata Suryadi, 35, warga setempat. Di sisi lain, guyuran hujan yang terus berlangsung di wilayah Bengkulu dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan sejumlah daerah mengalami banjir dan longsor. Di Bengkulu Selatan, terjadi longsor yang menyebabkan sejumlah desa terisolasi. Kolam ikan warga tersapu air. Hujan juga menimbulkan longsor yang memutus jalan di jalur lintas barat yang menghubungkan Kota Bengkulu-Seluma-Kabur di beberapa titik. Sejumlah warga korban banjir di beberapa desa di Kabupaten Bengkulu Utara juga mulai terserang penyakit diare dan gatal-gatal. Air yang pada Kamis (23/10) malam meluap kini mulai surut dan menyisakan lumpur. Saat ini tidak kurang dari 30 warga mengeluh badan mereka gatal-gatal. Nopen, Kepala Desa Batik Nau, mengatakan warga lainnya mengaku mulai sakit diare. Batik Nau adalah salah satu desa yang cukup parah terkena banjir karena meluapnya Sungai Bintuhan. Dari Nanggroe Aceh Darussalam dilaporkan, tingginya gelombang laut sejak sepekan terakhir membuat distribusi bantuan untuk korban banjir di permukiman Buloh Seuma, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, terganggu. Awak perahu angkutan yang beroperasi di kawasan itu tidak berani mengarungi keganasan ombak samudra setinggi 2-3 m. Transportasi laut merupakan satu-satunya sarana perhubungan ke Buloh Seuma. Tidak ada jalan darat yang menghubungkan kawasan berjarak 20 km dengan pusat Kecamatan Trumon itu. Berbagai bantuan bahan makanan dan kebutuhan lainnya dari PMI dan Dinas Sosial Aceh Selatan sekarang tertahan di Keude Trumon, ibu kota Kecamatan Trumon. Sementara itu, seorang bayi berusia delapan bulan bernama Ogi Jowo yang hanyut terbawa arus saat banjir di Kelurahan Layana, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (24/10) sore, hingga kemarin belum ditemukan. Sejumlah warga korban banjir di sana juga sibuk memperbaiki rumah mereka yang rusak karena terjangan banjir bandang. Puluhan warga lainnya masih bertahan di lokasi pengungsian. Banjir bandang setinggi 2 meter yang melanda Kelurahan Layana merusak 19 rumah dan tiga di antaranya hanyut terseret banjir.(FH/MY/HF/MR/Ant/N-2) Post Date : 26 Oktober 2008 |