Giliran Ponorogo Banjir

Sumber:Indo Pos - 02 April 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PONOROGO - Hujan deras yang mengguyur wilayah Ponorogo kemarin malam, membuat empat desa terendam banjir. Bahkan, genangan air di Desa Jabung Mlarak, Karanggebang, Tegalsari, Kecamatan Jetis dan Demangan, Kecamatan Siman, sempat mencapai satu meter lebih.

Tidak hanya itu, banjir juga sempat memutuskan ruas jalan raya arah Jabung-Jetis. Bahkan, dua rumah di Desa Japan, Kecamatan Babadan, roboh rata dengan tanah dan seorang mengalami luka-luka cukup parah.

Dari pantauan koran ini kemarin, banjir yang melanda kawasan Jabung dan Tegalsari sebenarnya merupakan kali kedua selama empat hari terakhir ini. Curah hujan yang cukup tinggi dari arah kawasan timur membuat sungai Nggendol tidak mampu menampung air.

Akibat sungai meluap, air pun masuk ke halaman rumah penduduk dan menutup akses jalan. "Air mulai naik dan mencapai pinggang orang dewasa diketahui sekitar pukul 03.00 tadi pagi (kemarin)," ujar Kiar, seorang warga Desa Jabung, kemarin.

Beberapa warga masih terlihat sedang berjaga-jaga di sekitar rumahnya. Sedangkan sejumlah rumah sempat kemasukan air setinggi mata kaki. Mereka langsung membersihkan lumpur yang sempat menggenangi rumahnya.

Namun demikian, beberapa ruas jalan yang menghubungkan antar-desa juga tergenang air setinggi pinggang. Beberapa ibu yang akan pergi ke pasar terpaksa harus jalan kaki melawan arus banjir.

Sementara, sejumlah areal persawahan di wilayah empat desa yang padinya siap di panen juga tergenang banjir. Para petani banyak bergegas memanen agar kerusakan tidak lebih parah. "Sebenarnya besok baru akan kita penen, eh keburu kena banjir," ujar seorang petani warga Tegalsari.

Selain merendam ratusan rumah dan lahan pertanian, hujan deras yang menguyur wilayah Ponorogo selama beberapa jam pada Sabtu malam juga mengakibatkan puluhan rumah rusak dan satu rumah rata dengan tanah di wilayah Babadan. Rumah milik Lasiah, 45 tahun, warga Japan itu, rata dengan tanah akibat dindingnya tidak kuat menahan gerusan air.

Bencana tersebut mengakibatkan Anis Kurniawati, 8 tahun, anak Lasiah tertimpa dinding sekitar pukul 03.40. Akibatnya, saat itu korban yang tidur terlelap didalam rumah mengalami luka parah di bagian kepala. Sedangkan Lasiah sendiri juga mengalami luka di bagian kakinya akibat terkena paku saat berusaha menyelamatkan Anis, bocah kelas II SD ini. "Hujan memang cukup deras malam tadi. Saat kejadian (rumah roboh) menjelang subuh," kata Ida, kakak korban Anis.

Padahal saat itu Ida sempat akan menyelematkan adiknya. Tapi karena suasana panik, tidak bisa membawa lari ke luar rumah. Saat ini, keduanya sedang menjalani peratawan di RSUD dr Harjono.

Kepala Desa Japan Pujiari, 55, sengaja melaporkan bencana yang menimpa rumah seorang warganya itu ke Mapolsek Babadan. Deretan rumah yang berada di kiri-kanan lokasi aman-aman saja lantaran musibah itu lebih dikarenakan faktor X. Air hujan menggenang di sekeliling rumah, sedang pondasi batu bata hanya ditata dengan perekat tanah liat tanpa semen dan pasir. Di bangunan rumah yang roboh itu juga tak ada penulangan besi cor lantaran dindingnya terbuat dari bambu.

Tak urung, sekeluarga kini terpaksa menjadi pengungsi di kampung halamannya sendiri. Warga setempat pagi kemarin sengaja bahu-membahu membersihkan puing-puing. Tingginya curah hujan akhir-akhir ini memang sempat mengundang kekhawatiran tersendiri bagi sebagian besar warga yang tinggal tak jauh dari sungai. (tya/hw)



Post Date : 02 April 2007