Giliran 13 Desa di Tuban Terendam

Sumber:Suara Pembaruan - 14 Maret 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[TUBAN] Banjir di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo terus meluas. Setelah Kabupaten Lamongan, Gresik dan Bojonegoro, kini menyusul 13 desa di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur terendam. Genangan sampai mencapai leher orang dewasa.

Banjir di Kecamatan Widang, disebabkan volume air Bengawan Solo terus meninggi, sedangkan perbaikan tanggul yang jebol di Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang belum selesai. Akibatnya, air sungai dengan cepat merendam desa-desa di kecamatan ini.

Di Temangkar, ketinggian air yang menggenangi rumah-rumah penduduk mencapai satu meter. Warga yang rumahnya terendam segera mengungsi ke tanggul penahan luapan Bengawan Solo yang dianggap aman. Lima desa, yakni Banjar, Tegalsari, Kedungharjo, Tegalrejo, dan Simorejo tidak bisa menikmati listrik, karena alirannya diputus Perusahaan Listrik Negara (PLN), setelah sebuah tiang listrik di Tegalrejo roboh.

Desa-desa yang terendam luapan Bengawan Solo lumpuh. Seluruh kendaraan mulai sepeda, sepeda motor, dan angkutan pedesaan tidak bisa melewati jalan desa, karena genangan cukup tinggi. Satu-satunya angkutan yang ada hanya perahu karet dan pelepah pisang buatan warga sendiri.

Camat Widang, Bambang Dwiyono, kepada SP, Jumat (14/3) mengatakan, warga di desa yang terendam air tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari, baik petani maupun petani tambak. Kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara, setelah sekolahan mereka terendam.

Sebanyak 21 Sekolah Dasar (SD) di kecamatan ini terendam, sedangkan tujuh lainnya masih bisa digunakan, tetapi muridnya berkurang karena akses menuju sekolahan lumpuh.

Sementara itu, banjir di Kabupaten Bojonegoro, sudah merendam lahan pertanian seluas 4.684 hektare (ha), 142 tempat ibadah dan 36 gedung sekolah. Banjir di daerah ini merendam 111 desa di 15 kecamatan. Sebanyak 20.726 rumah warga masih tergenang dan 23.488 orang tetap bertahan di pengungsian.

Bantuan

Koordinator Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsian Bojonegoro, Pujiono mengatakan, jumlah desa yang terendam bisa bertambah, apabila volume air Bengawan Solo terus bertambah. Guna meringankan beban penderitaan bagi para pengungsi, pihaknya sudah menyalurkan 38 ton beras.

Sementara itu, Munigi, Anggota Panitia Kerja Penanggulangan Bencana Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Situbondo, Jatim mengatakan, sekitar 600 keluarga korban banjir bandang luapan air Sungai Sampean Baru, Kabupaten Situbondo, Februari 2008, menolak program relokasi jika ditangani Pemkab setempat. Mereka meragukan program relokasi ke Desa Sliwung, Sumberkolak, dan Ardirejo, karena realisasi relokasi korban banjir 2002 sangat minim fasilitas hingga dapat dikatakan tidak layak huni.

Sementara itu, ratusan rumah di empat desa di Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), terendam banjir, Kamis (13/3), akibat meluapnya Sungai Belutu. Di Kabupaten Sergai, ketinggian air yang merendam rumah warga di Kecamatan Sei Bamban mencapai 50 sentimeter hingga satu meter.

Menurut Pajino, warga Desa Sei Bamban Salbiah, air luapan sungai mulai naik Rabu (12/3) malam pukul 21.00 WIB menyusul tingginya curah hujan di daerah hulu sungai Belutu. "Pada Kamis pagi air banjir mencapai sekitar 0,5 meter hingga 1 meter. Warga sempat mengungsi ke rumah sanak keluarga yang terdekat. Untungnya air mulai surut Kamis (13/3) sore. Sekarang warga sedang membersihkan rumah masing-masing," katanya.

Di Jambi, luapan Sungai Batanghari terus meningkat menyusul semakin tingginya curah hujan di kawasan hulu sungai itu. Meningkatnya luapan Sungai Batanghari tersebut mengakibatkan ratusan rumah warga Kota Jambi yang berada di kawasan daerah aliran sungai mulai terisolasi. [BO/080/070/148/141/151]



Post Date : 14 Maret 2008