Gili Masih Sulit Air Bersih

Sumber:Jawa Pos - 28 Oktober 2008
Kategori:Air Minum

PROBOLINGGO - Permasalahan air bersih masih menjadi masalah bagi warga Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo. Kesulitan soal air bersih itu kemarin diungkapkan warga setempat ketika dikunjungi anggota DPR RI dari Dapil 2 Adjie Massaid.

Sekitar pukul 09.00 kemarin Adjie sudah berada di Gili Ketapang. Bersama mantan suami penyanyi Reza Arthamevia tersebut tampak Kepala Bappeda Pemkab Probolinggo Tanto Walono dan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Probolinggo Umar Saro.

Dalam kesempatan itu, Adjie dapat banyak keluhan dari warga. Mulai dari permasalahan persediaan air bersih, listrik yang belum nyala 24 jam sampai kondisi jalan yang belum diaspal atau dipaving.

"Mendapatkan air bersih sangat sulit sekali di sini Mas Adjie. Terlebih pada bulan 5-11. Karena bulan itu biasanya belum turun hujan. Bahkan bulan puasa kemarin saya antre sampai 10 hari untuk mendapatkan air bersih," keluh Baidowi Lutfi, seorang warga Gili Ketapang.

Salah satu penduduk Gili yang juga bernama Aji menyatakan bahwa saat ini masyarakat di Gili Ketapang membutuhkan kepastian. "Saya sebagai putra daerah asli Gili berharap kunjungan kerja Mas Adjie kali ini bisa benar-benar menghasilkan suatu yang nyata," katanya.

Adjie Massaid lantas meyakinkan kedatangannya itu memang untuk melihat permasalahan persediaan air bersih di Gili. "Kalau saya datangnya bersama Bappeda, itu sudah pasti saya tidak main-main," ujar Adjie.

Dia lantas menjanjikan memperjuangkan air bersih untuk warga Gili melalui APBN 2009. "Saya sebagai anggota DPR RI akan terus mengupayakan kebaikan untuk masyarakat sini. Karena walau sekarang saya tinggal di Jakarta tetapi separo hati saya untuk Probolinggo. Karena saya juga merupakan orang Probolinggo," tutur Adjie.

Menurut Adjie, upaya pengadaan air bersih di Gili Ketapang bisa dilakukan dengan dua cara. Yang pertama lewat pipanisasi. Yaitu pembuatan pipa yang menghubungkan antara Proboinggo dan Gili Ketapang.Pipa itu nantinya akan disambungkan melewati laut. Airnya bisa diambil dari mata air Ronggojalu.

Cara kedua adalah dengan filterisasi atau penyulingan. Penyulingan dilakukan dengan menggunakan alat yang duidatangkan dari luar negeri. Dengan alat ini air laut dapat disaring untuk menjadi persediaan air bersih.

"Kami masih terus mengkaji mana yang terbaik dan termurah diantara kedua pilihan ini. Karena jarak Gili Ketapang Probolinggo sekitar 7 kilometer. Jadi biayannya cukup mahal. Kami masih belum menemukan yang mana yang paling murah." lanjut Adjie.

Sementara, Kepala Bappeda Tanto Walono menyatakan, beberapa bulan lalu pihaknya telah melakukan kajian. "Dari kajian tersebut kami menelorkan dua alternatif tersebut," ujar Tanto.

Untuk kajian itu saja menyedot anggaran hingga Rp 150 juta. "Kami mendatangkan tim ahli dari ITS. Hasilnya perkiraan kami untuk penyediaan air bersih di Gili Ketapang membutuhkan dana Rp 11 M," terang Tanto.

Selain persediaan air bersih, stok listrik di Gili Ketapang juga masih dikeluhkan. "Listrik di sini hidup pukul 5 sore terus mati pukul 12 malam. Tetapi biayanya cukup mahal. Saya harap mas Adjie juga bisa memberikan solusi," keluh H. Sohib, warga Gili lainnya. Adjie menyatakan, saat ini pemerintah itu sudah menyediakan beberapa fasilitas. Mengenai penyediaan listrik, saat ini ada program listrik tenaga surya. "Jadi saya harapkan para petinggi desa bisa memanfaatkan program ini," kata Adjie.

Dalam kunjungan kerjannya kemarin Adjie juga sempat nyerempet-nyerempet kampanye. "Saat ini hubungan saya dengan bupati, wakil bupati dan ketua Bapeda bahkan dengan masyarakat Probolinggo sangat baik. Jangan biarkan kebersamaan ini tidak berlanjut kembali di 2009. Bersama kita bisa," ujarnya disambut tepuk tangan warga.

Kunjungan Adjie kemarin mendapat sambutan hangat warga Gili. Mereka berebut untuk dapat bersalaman dan berfoto bersama Adjie. (mie)
 



Post Date : 28 Oktober 2008