|
JAKARTA, KOMPAS - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, petugas Dinas Pekerjaan Umum yang seharusnya memantau pompa di lokasi rawan banjir tidak dalam keadaan siaga. Akibatnya, saat hujan deras, Rabu (12/3), petugas yang menangani pompa kewalahan mengatasi air yang terus meninggi. Gubernur Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Kamis sore, menjelaskan, dia baru tahu terowongan dekat Gandaria itu tergenang setelah menerima laporan terjadi kemacetan lalu lintas yang parah di wilayah tersebut. Sebenarnya Pemprov DKI Jakarta memiliki pompa bergerak untuk menyedot air di terowongan itu, tetapi karena petugasnya tidak dalam keadaan siaga, penyedotan terlambat dilakukan. ”Ini soal faktor manusianya,” kata Fauzi. Tergenangnya terowongan Gandaria itu menyebabkan kemacetan parah yang dampaknya meluas hingga ke Pejompongan, Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman, dan Jalan Panjang. ”Saya memantau banjir di Jakarta hingga Kamis pukul 02.00 dini hari,” kata Fauzi Bowo. Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Sayogo Hendrosubroto meminta Pemprov DKI memanggil kontraktor yang membangun terowongan tersebut. Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Budi Widiantoro kepada pers di Pulau Untung Jawa, Kamis pagi, menjelaskan, genangan di terowongan Gandaria terjadi karena letak pompa berada di bawah sehingga ketika terkena limpasan air, pompa itu tak bisa digunakan. Kalau diletakkan di atas, kata Budi, mengganggu estetika. Pompa dapat digunakan lagi Kamis pagi setelah petugas menyedot air hingga Kamis dini hari. Sementara itu, dari Posko Banjir Dinas PU DKI Jakarta diperoleh informasi, ketinggian muka air Kali Pesanggrahan di Sawangan pada pukul 17.00 tercatat 155 cm dan pada pukul 18.00 naik menjadi 180 cm. ”Ini berarti statusnya dalam posisi Siaga III,” kata Aan Nurjanah, staf Humas Pemprov DKI Jakarta. Posko Banjir DKI mengimbau kepada warga yang tinggal di daerah Cirendeu, Pondok Pinang, Kompleks Deplu Pondok Pinang, Cipulir, Sukabumi Selatan, dan Kedoya untuk waspada. (SF/KSP) Post Date : 14 Maret 2008 |