|
Sidoarjo, Kompas - Setelah sebelumnya menerjang kawasan Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Kamis (8/5), air pasang menghantam wilayah Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Puluhan rumah terendam air setinggi 20-30 sentimeter. Ratusan hektar tambak di pesisir pantai juga hancur tersapu air laut. Berdasarkan pemantauan di lapangan pada Kamis, beberapa desa yang terkena dampak air pasang di Kecamatan Sedati adalah Desa Gisik Cemandi, Kalanganyar, Banjar Kemuning, Segoro Tambak, dan Jabon. Air laut bahkan menerobos masuk hingga 1 kilometer dari bibir pantai. Hal itu juga menyebabkan beberapa titik jalan di desa-desa tersebut tergenang air setinggi 10-20 sentimeter (cm). Amrozi, petambak di Desa Kalanganyar, mengatakan bahwa air pasang terjadi sejak tiga hari lalu. "Namun, baru hari ini (kemarin) air pasang mencapai puncak tertinggi," ujarnya. Ketinggian air bahkan melewati tanggul di sekeliling areal tambaknya. Akibatnya, tambak bandeng seluas 7 hektar miliknya hancur. "Kerugian diperkirakan mencapai Rp 60 juta," ujar Amrozi. Untuk mengantisipasi air pasang terjadi lagi dan semakin merusak tambaknya, Amrozi dibantu beberapa pekerja meninggikan tanggul di tambaknya hingga 1 meter. Hal serupa juga dialami Syamsul Anam. Tambak bandeng seluas 3 hektar miliknya yang berjarak 500 meter dari pantai juga tersapu air pasang. Ia memperkirakan kerugian yang diderita mencapai Rp 40 juta. "Padahal, bandeng-bandeng itu sudah memasuki usia panen," katanya. Selain tambak, air laut juga menggenangi puluhan rumah di kelima desa di Kecamatan Sedati tersebut. Salah satunya rumah Santi, warga Desa Tambak Cemandi. Santi menuturkan sudah tiga hari terakhir ini air pasang menggenangi rumahnya di pinggir Kali Gisik, yang ketinggian airnya mencapai 20 cm. "Air pasang mulai masuk ke rumah (kemarin) sekitar pukul 10.00," tutur Santi. Tiga hari ke depan Kepala Kelompok Teknis Prakirawan Badan Meteorologi dan Geofisika Tanjung Perak Surabaya M Effendi mengatakan, fenomena air pasang itu akibat gaya tarik bulan dan matahari terhadap air laut yang menyebabkan terjadinya pasang maksimum. "Ini adalah fenomena rutin yang terjadi 3-4 kali dalam setahun," ujar Effendi. Lebih jauh Effendi mengatakan, air pasang tahun ini mencapai ketinggian 150 cm di atas ketinggian rata-rata air laut. "Seluruh wilayah Jawa Timur yang memiliki elevasi rendah akan terkena arus pasang ini, termasuk Surabaya dan Sidoarjo," ujarnya. Di kawasan Sidoarjo dan Surabaya, puncak air pasang terjadi pada pukul 10.00 dan bertahan sekitar 1 jam, kemudian berangsur-angsur mengecil. Meski demikian, Effendi memperkirakan pasang itu akan berhenti total dalam tiga hari ke depan. "Secara bertahap, pasang akan surut sekitar 10 cm per hari sampai akhirnya kembali pada keadaan normal," katanya. (A13) Post Date : 09 Mei 2008 |