BANDUNG, (PR).- Tangga masuk Gedung Sate dikotori sampah dari TPA Sarimukti, Jumat (12/11). Aksi itu dilakukan oleh aktivis LSM Geram, LSM Gemmas KBB, dan Koalisi LSM KBB, yang menuntut penutupan TPA Sarimukti.
Aksi itu terjadi secara mendadak, dan para demonstran itu masuk melalui gerbang halaman belakang Gedung Sate. Mereka langsung menuju pintu masuk Gedung Sate, tetapi para petugas keamanan dalam segera menutup pintu masuk.
Para demonstran langsung menumpahkan sampah yang mereka bawa dengan menggunakan kantung plastik. Bau sampah pun menyeruak di sekitar pintu masuk Gedung Sate.
Selain membawa berkantung-kantung sampah, demonstran juga membawa korek kuping dan obat tetes mata yang akan diberikan kepada Gubernur Jabar, agar bisa mendengar dan meliat terhadap kondisi masyarakat.
Para demonstran yang berjumlah belasan orang itu, menggelar spanduk berisi tuntutan penutuan TPA Sarimukti. Mereka juga menutup mulutnya dengan lakban. Seorang demonstran berorasi menuntut agar Gubernur Jabar menemui mereka.
Sambil menunggu Gubernur keluar, para demonstran melakukan aksi tidur di depan teras Gedung Sate. Namun, Gubernur tidak juga hadir, karena saat itu dia memang sedang berada di Gedung Pakuan untuk memberikan pembekalan kepada peserta mojang dan jajaka Jawa Barat.
Aktivis LSM Geram, Deki David Karwur mengatakan, aksi itu merupakan puncak dari kekesalan mereka. Itu karena tuntutan penutupan TPA Sarimukti tidak juga didengar oleh Gubernur Jabar.
"Sekarang kami kembalikan sampah dari Sarimukti ke Gedung Sate," kata Deki.
Dia mengatakan, izin penggunaan lahan di Sarimukti dari Kementerian Kehutanan adalah pengolahan kompos, bukan sebagai tempat pembuangan akhir. Karena itu, menurut Deki, penyalahgunaan izin itu seharusnya dikategorikan sebagai kejahatan lingkungan hidup.
"Air lindi dari TPA Sarimukti sudah mencemari air Waduk Cirata, membuat peternak ikan merugi, dan membuat warga menderita berbagai penyakit," kata Deki.
Warga Sarimukti, menurut Deki, sudah dibuat menderita oleh sampah yang datang dari Kota Bandung. Seharusnya, Kota Bandung menanggung sendiri beban sampah yang dihasilkannya.
Dia juga mengatakan, sudah berkali-kali melakukan pencegatan terhadap truk sampah yang menuju TPA Sarimukti. Akibatnya, mereka yang mencegat truk-truk itu harus berurusan dengan polisi.
Perwakilan demonstran kemudian diizinkan untuk masuk ke Gedung Sate dan diterima oleh Kabag Humas Iip Hidayat, di ruang pers. Kepada para demonstran Iip mengatakan, Gubernur dan Wakil Gubernur sedang tidak ada di Gedung Sate.
Akhirnya Iip didaulat untuk menerima korek kuping, obat tetes mata, dan sekantung sampah Sarimukti. Dia berjanji akan menyampaikan pesan para demonstran kepada Gubernur Jabar. (A-132)
Post Date : 13 November 2010
|