Garut Nyatakan KLB Diare

Sumber:Pikiran Rakyat - 21 Juli 2009
Kategori:Sanitasi

GARUT, (PR).- Menyusul merebaknya wabah diare di Desa Pananjung, Kec. Tarogong Kaler, Kab. Garut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Garut menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) diare. Sampai Senin (20/7), penderita diare mencapai 51 orang, kebanyakan berusia di bawah 12 tahun.

Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kab. Garut, Dede Rohmansyah, Senin (20/7). "Sampai saat ini, kami mencatat sudah sebanyak 51 warga dinyatakan terkena diare, didominasi usia anak-anak," ujarnya.

Peningkatan kasus diare diawali pada Sabtu (19/7). Sejumlah warga dari delapan kampung berbeda mengalami diare dengan gejala perut mulas, dehidrasi, sering buang air besar (BAB), dan disertai muntah sehingga dilarikan ke tempat penanganan medis setempat.

Hingga Senin (20/7), 30 orang masih menjalani rawat jalan di Puskesmas Cipanas, 10 orang dirawat inap di puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Tarogong, 10 orang dirawat inap di RSU dr. Slamet, dan 1 orang dirawat di RS Guntur. Meski demikian, status KLB diare belum memakan korban jiwa.

Menurut Dede, penyebab utama diare terletak pada kotornya lingkungan dan buruknya sanitasi serta kurangnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Selain itu, daya tahan tubuh serta kandungan gizi makanan yang rendah menyebabkan kuman mudah menyerang. Faktor lain berupa dampak fenomena pergantian musim dari hujan ke musim kemarau atau sebaliknya.

"Namun, peningkatan status KLB Diare di Tarogong Kaler masih dalam penyelidikan. Alasannya, kejadiannya tidak dalam satu acara dan tidak terjadi secara massal, melainkan berpencar di delapan kampung yang berbeda sehingga tidak bisa ditetapkan sebagai kejadian keracunan," ujarnya.

Diperiksa di lab

Sampel makanan sisa dari delapan kampung dan sampel muntahan dari salah satu korban sudah dikirim ke laboratorium di Bandung untuk diperiksa.

"Penyebabnya dapat diketahui dari hasil pemeriksaan di lab. Saat ini, kami belum bisa menyimpulkan apa penyebabnya. Namun, penanganan tetap dilakukan dengan memberi obat-obatan kepada para penderita dan memantau kondisi mereka," ungkap Dede.

Dari korban diare, sebagian besar penderita merupakan siswa sekolah dasar. Kepala SD Pananjung III Ateng Jana mengakui, sejumlah siswanya menderita diare.

"Diduga, penyebab penyakit tersebut karena para siswa memakan dan meminum jajanan yang tidak steril dan baru terasa sakit setiba pulang dari sekolah," katanya.

Pihaknya mengaku masih melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab siswa-siswa mengalami diare secara bersamaan. (A-158)



Post Date : 21 Juli 2009