Gara-gara Komposter, Pak Kamto Kebanjiran Order

Sumber:Kompas.com - 20 Oktober 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
JAKARTA, UNILEVER PEDULI - Bersikap peduli malahan mendatangkan banyak manfaat. Begitulah yang dialami Sukamto (57) ketika lahan seukuran 200 meter persegi di depan rumahnya di RT 014/18 Cempaka Baru, Jakarta Pusat, dua tahun lalu, cuma jadi tempat menumpuk sampah.

Nah, berbekal semangat untuk mengurangi volume sampah, bapak tiga anak yang pernah belajar di Jepang lewat OISCA ( Organization For Industrial Spiritual and Culture Advancement) itu berkreasi membuat komposter alias alat pembuat kompos. Bahan baku komposter buatan Pak Kamto---begitu warga di lingkungan memanggil Sukamto--- kebanyakan adalah tong plastik dan pipa pralon.

Uniknya, dibandingkan buatan orang lain, komposter bikinan pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah ini, memiliki salah satu keran saluran yang letaknya tidak di dasar tong. Keran dimaksud dipasang Pak Kamto pada posisi sedikit di atas dasar tong.

Dengan posisi keran seperti itu, papar Pak Kamto, komposter bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas bioaktivator air lindi pada proses pembuatan kompos. "Air lindi tidak seharusnya dikeluarkan lebih awal. Karena, air lindi itu kan jadi bioaktivator," ujar Sukamto kepada Bumi Kita, pada September lalu.

Gara-gara "perbedaan" itu pun, kenang Sukamto, Lurah Cempaka Baru malahan jatuh hati sama komposter tersebut. Alhasil, 250 komposter ukuran 60 liter pun berpindah tangan. Banderol untuk satu komposter sekitar Rp220 ribu. "Ini peluang bisnis," aku Sukamto yang makin setia melayani order alias permintaan semisal dari Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Maluku, untuk komposter buatannya.

Tak berhenti sampai di situ saja, Sukamto juga membuat beberapa variasi komposter selain yang berukuran 60 liter. Saat ini, contohnya, ada juga komposter berkapasitas 220 liter.

Sukamto pun masih menyediakan waktu untuk memberikan pelatihan membuat kompos yang benar. Sementara, lahan di depan rumahnya kini sudah menjelma menjadi kebun sayur organik dan pusat Tanaman Obat Keluarga (Toga) tak hanya bagi warga kawasan RT 014/18 Cempaka Baru. Lihatlah, seluruh tanaman di lahan itu tumbuh subur karena kompos hasil komposter kepeloporan Sukamto! (Andri)

Post Date : 20 Oktober 2007