Galakkan Proyek Air Bersih

Sumber:Indo Pos - 12 Desember 2006
Kategori:Air Minum
Kimpraswil Deteksi Air Tanah dengan Geo Elektrik BANGKALAN-Beberapa titik air tanah di dareah-daerah yang selama ini rawan air bersih, mulai ditemukan. Dengan pengembangan deteksi air tanah menggunakan teknologi geo elektrik, tahun 2006 ini, Subdin Permukiman Dinas Kimpraswil Bangkalan, berhasil melalukan pengadaan air bersih di enam daerah krisis air di Bangkalan.

Sumber air pertama yang ditemukan dengan geo elektrik adalah di Desa Sanggar Agung, Kecamatan Labang. Menariknya, titik air tanah terbesar di desa tersebut, ditemukan tepat di bawah dapur warga.

"Tapi, warga merelakan dapurnya tersebut dibor untuk kepentingan umum. Di Desa Sanggra Agung, air yang keluar mencapai 6 liter per detik," kata Kasubdin Permukiman Dinas Kimpraswil Bangkalan, Cfhairil Sholeh, didampingi Kasie Air Bersih Subdin Permukiman, Sulidiono.

Untuk saat ini, sambung Chairil, sumur tersebut masih digunakan untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga desa setempat. "Tapi, untuk tahun 2007 ini, kami udah usulkan pengembangan, agar sumber air tersebut bisa dimanfaatkan oleh warga desa di sekitar Sanggra Agung," katanya.

Kemudian, terang Chairil, di tahun ini, pihaknya juga berhasil menemukan dan mengebor titik air di Desa Banyior, Kecamatan Sepulu. Debit air yang keluar cukup besar, yaitu sebanyak 5 liter per detik.

"Sumur bor di Desa Banyior ini, untuk tahun 2007, sudah kita usulkan pengembangnnya, agar bisa disalurkan ke Desa Prancak dan Labuhan, di Kecamatan Sepulu. Jadi, dari satu titik air tanah yang berhasil kita bor itu, akan mencukupi kebutuhan air bersih di tiga desa di Sepulu," papar Chairil.

Lalu, lanjut dia, Di Desa Pejantan, Kecamatan Tanah Merah, pihaknya juga berhasil menemukan dan mengebor titik air dengan debit 3 liter per detik. "Untuk saat ini, air dari pengeboran itu masih untuk mencukupi kebutuhan di Desa Pejantan saja. Saat musim kering lalu, sumur bor ini terus mengeluarkan air, meskipun tanpa dibantu oleh mesin pompa," kata Chairil.

Di Desa Pakaan Dajah, Galis, lanjut Chairil, Subdin Permukiman juga berhasil menemukan satu titik air dengan debit air cukup besar. "Di Pakaan Dajah, kami sempat hampir putus asa. Karena, sebanyak 16 titik yang kita deteksi dengan geo elektrik, tidak ditemukan titik air. Hingga kemudian, kami menemukan satu titik air rumah salah satu warga," tutur Chairil.

Saat ini, dari satu titik air itu, air yang dihasilkan debitnya akan sangat membantu masyarakat saat kemarau. "Malah, warga di Desa Pakaan Dajah, secara swadaya mengumpulkan uang hingga Rp 70 juta, untuk menyalurkan air bersih dari satu titik itu ke daerah lain di Desa Pakaan Dajah," ujar Chairil.

Untuk tahun 2006, selain sumur bor, Subdin Permukiman juga melakukan pengembangan sumber air di Desa Sorpa, Kecamatan Galis, untuk membantu kebutuhan air bersih di Desa Sadah, Jangkar, dan desa lain di sekitarnya.

"Kita juga sudah membangun sebanyak 31 tandon air yang masing-masing berkapasitas 3000 liter di desa di 7 kecamatan rawan air bersih di Bangkalan," ujar Chairil. Tandon tersebut, terangnya, saat musim kemarau, akan menampung air bersih yang dikirim oleh pihaknya secara berkala, selama musim kemarau.

Jadi, papar Chairil, selama ini pihaknya terus melakukan upaya-upaya yang tepat untuk mengurangi dampak kekeringan dan krisis air bersih. "Namun, beberapa daerah memang tidak ditemukan sumber maupun titik air. Sehingga, harus dilakukan pengembangan dan penyaluran air dari daerah yang ada sumber dan titik airnya. Tahun 2007 mendatang, selain melakukan pengeboran baru, kami juga mengusulkan pengembangan, agar air bersih yang ada juga bisa dimanfaatkan oleh daerah sekitar sumber dan titik air tersebut," ujar Chairil.

Diharapkan, pungkasnya, tahun 2007 mendatang, di saat datangnya musim kemarau, krisis air bersih bisa dikurangi. "Bahkan, kalau bisa, tidak ada lagi daerah yang kekurangan air, meski musim kemarau sekalipun," pungkasnya. (ris)



Post Date : 12 Desember 2006