|
[JAKARTA] Pemerintah provinsi DKI Jakarta menyatakan siap mengantisipasi bencana banjir pada musim hujan tahun ini. Upaya pengerukan sungai dan pengecekan infrastruktur pengendalian banjir telah dilaksanakan dengan baik. Demikian juga koordinasi dengan Posko dan Sarkorlak Pengendalian Banjir. "Kami sudah melaksanakan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi banjir tahun ini. Sarana dan prasarana pengendalian banjir sudah disosialisasikan dengan baik," kata gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, usai rapat pengendalian banjir bersama instansi terkait di Jakarta, baru-baru ini. Fauzi Bowo mengaku pihaknya tidak mungkin bisa mengendalikan banjir secara ideal dalam waktu singkat mengingat banjir di Jakarta lebih banyak disebabkan oleh banjir kiriman. "Jadi, penanganannya jangan diharapkan sempurna," katanya. Gubernur menyebutkan upaya pembangunan Bajir Kanal Timur (BKT) juga telah mengalami kemajuan. Mulai dari pembebasan lahan hingga pengerukan terus dilanjutkan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Fauzi Bowo yang akrab disapa bang 'Foke' itu optimistis pembebasan lahan BKT akan selesai akhir tahun 2008. Beberapa kendala yang dihadapi pemprov dalam penanganan banjir secara komprehensif adalah masalah pembebasan lahan di pinggiran waduk seperti waduk Sunter yang dihuni ribuan penduduk. "Tapi ke depan, pemukiman penduduk yang tidak sesuai peruntukan akan ditertibkan. Tentunya dengan menawarkan relokasi permukiman ke rumah susun," tandasnya. Foke juga mengingatkan masyarakat tidak membuang sampah ke aliran kali agar tidak terjadi penumpukan sampah di pintu air. Dia juga telah meminta setiap kelurahan untuk mengingatkan warga tidak membuang sampah di sembarang tempat. Penduduk yang tinggal di pinggir kali cenderung gunakan kali untuk membuang sampah. Kamera closed circuit television (CCTV) yang biasa digunakan memantau arus lalu lintas akan digunakan untuk memantau banjir. Kamera CCTV yang sudah beroperasi memantau banjir hingga saat ini terdapat di Pintu Air Manggarai, Penjaringan, Sunda Kelapa, Karet, dan Marina. Anggaran Rp 200 Miliar Anggota DPRD DKI Jakarta Achmad Husin Alaydrus mengingatkan pemprov untuk menangani banjir secara komprehensif. Pemprov, katanya, jangan hanya memberikan sejumlah makanan dan obat-obatan ke korban banjir. "Namun yang terpenting dilakukan pemprov adalah bagaimana Jakarta tidak banjir lagi. Jadi, jangan menghabiskan biaya dan tenaga untuk sesuatu yang tidak sifatnya sementara. Pemprov harus memikirkan jangka panjang," tegas Alaydrus. Setiap tahun anggaran untuk penanggulangan banjir di Jakarta mencapai ratusan miliar. Pada tahun 2008, alokasi dana pengendalian banjir mencapai Rp 691 miliar. Anggaran itu mencakup pembebasan lahan Kanal Banjir Timur Rp 400 miliar, normalisasi sungai Rp 215 milar dan normalisasi waduk Rp 76 miliar. "Anggaran itu berada di dinas sosial, kesehatan, pekerjaan umum, pendidikan serta dinas terkait lainnya. Jadi anggarannya cukup besar," tambah Alaydrus. [HTS] Cililitan Banjir Sementara itu, banjir rupanya sudah mulai menggenangi pemukiman warga RW 015 Kelurahan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Rabu (5/11). Air setinggi 20 cm itu berasal dari luapan Kali Baru. Selain menggenangi permukiman, air juga meluber ke jalan raya Condet, sehingga arus lalu lintas macet. Usman, salah seorang warga mengatakan, luapan air Kali Baru, karena tumpukan sampah di gorong-gorong khususnya pintu air menuju Pusat Grosir Cililitan (PGC). "Gorong-gorongnya tersumbat sampah, sehingga air tidak mengalir lancar," kata Usman. Kendati, gorong-gorong sebelumnya telah diperlebar, tetapi tetap tersumbat oleh sampah yang terbawa arus dari arah Kramat Jati. Kali baru kerap jadi sasaran pembuangan sampah oleh pedagang di sekitar Cililitan. Akibatnya, sampah kayu bekas keranjang buah-buahan yang dibuang pedagang di depan Pasar Kramat Jati menyumbat aliran air. Pada tahun 2006 lalu, PGC telah menyediakan gorong-gorong yang cukup besar agar mampu menampung aliran air saat hujan. Namun, pintu air sudah tersumbat sampah kayu yang menghalangi sampah-sampah plastik lainnya, mengakibatkan aliran air yang masuk ke gorong-gorong intensitasnya berkurang. Warga setempat, Bahri, berharap instansi pemerintah seperti dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta, rutin membersihkan sampah di pintu air khususnya pada musim hujan. "Kalau begini terus, rumah kami bisa kebanjiran terus. Padahal, kami sendiri sudah membuang sampah ke tempat penampungan sampah (TPS)," katanya. Camat Kramat Jati, Ucok Bangsawan mengatakan memang sempat terjadi luapan dari Kali Baru dan menggenangi pemukiman warga. Dia mengakui, tumpukan sampah yang terbawa arus kali menjadi penyebabnya. Untuk itu, dia meminta aparat kebersihan dari kecamatan langsung turun membersihkan pintu air dari sampah. "Kalau nggak segera dibersihkan, bisa banjir lagi, apalagi jika di Depok curah hujannya tinggi. Saya hanya bisa mengimbau agar warga jangan membuang sampah ke kali," kata Ucok. Hantui Warga Depok Sejumlah kawasan Depok Jawa Barat dicekam bahaya banjir dan longsor dalam selama beberapa bulan mendatang. Hujan lebat beberapa hari terakhir rupanya tidak hanya menyebabkan banjir dan menjebol tanggul sungai, tapi juga menyebabkan longsor di sejumlah perumahan. Meski tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut, warga yang permukimannya rawan banjir dan longsor dihantui kecemasan. Seperti yang dialami warga di perumahan Mutiara, Depok, khususnya yang tinggal kawasan Blok F dan D. Mereka cemas lantaran di dekat rumah mereka berdiri tembok pembatas yang sekaligus berfungsi seperti tanggul dengan wilayah lain yang letaknya lebih tinggi. Data dari Dinas Pekerjaan Umum Depok, banjir masih berpotensi terjadi di Perumahan Pondok Duta (Kecamatan Cimanggis), Perumahan Tapos (Kecamatan Cimanggis), Perumahan Jati Jajar (Kecamatan Cimanggis), Perumahan Caning Ampe (Kecamatan Sukma Jaya). [HTS/ B-15/ W-5] Post Date : 06 November 2008 |