|
Jakarta, Kompas - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyatakan jengkel terhadap kinerja kepala kelurahan di Jakarta yang tidak segera melakukan antisipasi banjir. Banyak kelurahan yang belum siap dan tidak melaksanakan instruksi mendirikan posko serta tenda darurat untuk menampung para korban banjir. "Saya sudah memerintahkan agar tenda pengungsian dibangun sebelum banjir agar warga tahu lokasi pengungsian utama. Ada yang sudah mengerjakan, tetapi ada yang belum. Geladi persiapan banjir harus diulang karena banyak kelurahan yang belum siap," kata Fauzi. Akan tetapi, Pemerintah Kota Jakarta Utara dan Jakarta Pusat menyatakan, semua posko penanggulangan bencana sudah siap dengan peralatan dan logistik. Sekretaris Pemerintah Kota Jakarta Utara Ludfi menjelaskan, peringatan dini telah disampaikan kepada seluruh masyarakat melalui aparat kelurahan dan rukun warga. Obat-obatan juga sudah tersedia di puskesmas kelurahan dan kecamatan. Hal yang sama dikemukakan Wali Kota Jakarta Pusat Muhayat. Menurut Muhayat, pihaknya telah menyiapkan sembilan perahu karet, 150 ban mobil, peralatan dapur umum tersebar di delapan kecamatan, dan posko banjir di tingkat kecamatan, serta di 44 kelurahan. Namun, dalam kenyataannya warga Petamburan mengeluhkan antisipasi banjir baru sebatas perencanaan. Hendri (35), warga RT 09 RW 03 Petamburan, Selasa (4/12), menyatakan, banjir melanda kawasan rumahnya. Sekitar 30 rumah warga terendam air setinggi 60-75 sentimeter. Namun, mereka belum mendapatkan bantuan apa-apa. Ketika hendak mengungsi, posko banjir yang rencananya terpusat di RS Pelni dan beberapa lokasi lainnya ternyata belum siap menerima pengungsi. Hujan mengguyur Jakarta Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kukuh Ribudiyanto mengatakan, intensitas hujan ringan hingga sedang mengguyur Jakarta hingga akhir pekan ini, sementara Bogor sesekali akan diguyur hujan lebat. "Akhir pekan ini gelombang pasang memang mungkin terjadi karena permukaan air laut berubah akibat gravitasi Bulan. Kenaikan permukaan air laut tidak hanya pada bulan purnama, tapi juga pada saat bulan mati seperti akhir pekan ini," kata Kukuh. Manajer Pusat Krisis DKI Jakarta Heru Joko mengatakan, BMG juga mengungkapkan adanya kemungkinan gelombang pasang mencapai ketinggian 220 sentimeter dan dapat menimbulkan banjir di Penjaringan dan Pluit, seperti pekan lalu. Menurut Kukuh, hujan deras tetap akan diiringi angin kencang dan petir. Oleh karena itu, masyarakat diimbau tetap mewaspadai pohon tumbang. Kepala Kantor BMG Stasiun Klimatologi Bogor Endang Suprapti mengatakan, hujan lebat akan mengguyur Bogor selama pekan ini, sedangkan puncak musim hujan jatuh akhir Desember sampai awal Januari 2008. Masih tergenang Setelah dilanda banjir sehari sebelumnya, beberapa kawasan di Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih tergenang sampai ketinggian satu meter sehingga memaksa warga untuk mengungsi, Rabu. BMG memprakirakan banjir akibat hujan lebat dan gelombang air pasang akan kembali terjadi pada akhir pekan ini. Genangan air yang paling tinggi berada di Rawa Buaya dan Semanan, Jakarta Barat. Di Rawa Buaya, sekitar 300 warga masih mengungsi di Sentra Kaki Lima yang belum digunakan. Di Kelurahan Semanan, sekitar 400 orang mengungsi di Masjid Arrahaman dan kantor kelurahan karena belum ada posko pengungsian lengkap dengan dapur umum dan pos medis. "Warga yang terkena banjir berada di RW 01 RT 01, 02, 03, 04, 11, dan 12. Kemarin, ketinggian air mencapai 1,5 meter karena Kali Mookervart dan Kali Pesanggrahan meluap. (ECA/NEL/RTS/CAL/ONG/A08) Post Date : 06 Desember 2007 |