|
JOGJA - Fasilitas air siap minum (ASM) yang disediakan kantor PDAM Tirtamarta di Jalan Wolter Monginsidi kurang mendapat sambutan. ASM yang baru disediakan untuk para pelanggan dan pegawai PDAM itu tak banyak dinikmati. Para pegawai masih banyak yang menikmati minuman teh manis daripada mengambil ASM dari tujuh titik kran yang disiapkan perusahaan. Masyarakat maupun pelanggan PDAM yang mengambil minuman dari kran ASM di depan pintu loket pembayaran, juga dapat dihitung dengan jari. Saat Radar Jogja memantau pemanfaatan ASM kemarin siang, nyaris tidak ada orang yang mengambil air di boks ASM. Jika pun ada, hanya beberapa pegawai. Salah satunya satpam yang mengaku mengambil ASM untuk dibikin kopi. "Tadi malam, saya mengambil air ini untuk membuat kopi," terang satpam berbadan besar itu. Selain itu, di boks ASM juga tidak disediakan gelas atau tempat minuman. Ketika wartawan koran ini bermaksud mencicipi minuman yang telah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 416/1990 tentang Standar Air Bersih dan Permenkes 907/2002 tentang Standar Air Minum ini, seorang pegawai sempat meminjam gelas penjaja jamu gendong yang sehari-harinya berjualan di kantor PDAM. Bagaimana rasanya? Ternyata, rasa ASM hari-kedua berbeda dibandingkan saat peresmian. Selain suhu air agak panas, rasanya kurang akrab di lidah. "Rasanya aneh," tutur Yani, seorang pelanggan PDAM yang baru saja membayar pajak. Sisa minuman yang tidak dihabiskan itu lantas dibuang di pot bunga. Ia menggambarkan rasa ASM seperti air yang baru saja direbus dalam kuali (periuk dari tanah). Barangkali karena penasaran, penjual jamu gendongan juga ikut mencicipi ASM. Komentarnya sama. Rasa ASM tidak akrab di lidah. "Raosipun koyo ampo (tanah liat yang baru saja dibakar, Red)," kata Bu Asri, warga Blunyahreho. Air yang tak sempat diminum pun lantas dibuang. Sementara mengobati rasa ASM yang aneh, Yani langsung minum kunir asem racikan Bu Asri. Fasilitas ASM yang diresmikan Wali Kota Jogja Herry Zudianto itu rencananya dikembangkan di sejumlah tempat publik seperti Taman Pintar, Keraton Jogja, Tugu dan sebagainya. Tapi, semua itu menunggu kesiapan warga dalam menerima fasilitas publik. "Kita akan survei dulu, apakah warga telah siap dengan fasilitas publik semacam itu. Mungkin baru tahun 2008 nanti bisa dibangun di tempat-tempat lain. Sekarang ini hanya untuk membuktikan kalau PDAM mampu membangun instalasi air yang siap minum," kata Direktur PDAM Tirta Marta Dachron Saleh saat talk show di Trijaya FM. (uki/wan) Post Date : 03 Agustus 2007 |