Evakuasi Terhambat

Sumber:Pikiran Rakyat - 20 Februari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Hingga Jumat (19/2), genangan banjir masih menyergap sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, dengan kondisi parah mencakup Kecamatan Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Banjaran. Sempitnya gang permukiman warga di sejumlah titik menyebabkan proses evakuasi sempat terhambat.

Berdasarkan pemantauan "PR", kemacetan panjang sempat terjadi karena putusnya akses jalan yang menghubungkan Bojongsoang-Baleendah, Jln. Moh.Toha-Dayeuhkolot, Jln. Raya  Banjaran-Jln. Kamasan, dan  Jln. Dayeuhkolot-Jln. Bojongsoang.

"Kami menurunkan tiga kompi personel untuk pengaturan lalu lintas di  beberapa titik yang sempat terputus akibat banjir," ujar Kapolres Bandung Ajun Komisaris Besar Imran Yunus. Dia juga mengatakan, masih ada satu warga yang  belum ditemukan karena  terbawa arus sungai saat terjadi banjir bandang di Kp. Citalahab, Desa Alam Endah, Kec. Rancabali, Kamis (18/2).

Di Kec. Baleendah, banjir dengan ketinggian 2-3 meter melanda Kel. Baleendah dan Kel. Andir. Dari mulut gang Kp. Cieunteung, banjir  menggenang hingga depan pertokoan di Jln. Dayeuhkolot.

Sementara itu, sempitnya gang  permukiman warga di beberapa titik menyebabkan proses evakuasi terhambat. Manager Rescue Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Barat Cucum  Salman  mengatakan, masih ada belasan kepala keluarga (KK) yang hingga kemarin sore belum  bisa dievakuasi karena tidak adanya perahu kecil yang bisa menjangkau  lokasi permukiman.

"Ada juga seorang ibu hamil 9 bulan di RW 13 Kel. Andir yang belum sempat dievakuasi. Ketinggian air yang mencapai tiga meter membuat rencana evakuasi harus dilaksanakan dengan  sangat matang. Kami masih  belum memiliki perahu kecil yang bisa digunakan untuk sampai ke lokasi  perumahan, sangat dibutuhkan perahu jenis kayak untuk bisa melakukan  proses  evakuasi," ucapnya.

Di Kec. Dayeuhkolot, belasan ribu rumah masih terendam di  Desa Citeureup, Desa Cangkuang Wetan, dan Kel. Pasawahan dengan  ketinggian antara 1-3 meter.

 Selain  itu, benteng ambrol di Kel. Pasawahan juga membuat air semakin  menggenang. Mapolsek Dayeuhkolot yang berada di Jln. Raya Moh. Toha juga  sempat terendam hingga satu meter.

Sementara di Kec. Bojongsoang, sedikitnya 1.139 rumah terendam dengan ketinggian 1-2 meter. Camat Bojongsoang Yudi Abdurrahman mengatakan, banjir menggenangi tiga desa, yaitu Desa Tegalluar, Bojongsari, dan  Bojongsoang. "Yang paling parah adalah Desa Tegalluar. Sebanyak 136  lahan di sana terendam banjir," katanya.

Di Kota Bandung, banjir juga masih menggenangi  permukiman warga di Jln. Cingised, RW 06 Kel. Cisaranten Kulon, Kec.  Arcamanik, Jumat (19/2) siang.

"Saat ini sudah agak surut. Waktu Kamis (18/2) malam ada yang tingginya sampai satu meter," kata Imar Sapaat, Ketua RT 2 RW 06.

Peristiwa ini terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Cironggeng yang letaknya tidak terlalu jauh dari permukiman warga. Sejak Kamis (18/2) malam, sejumlah warga diungsikan ke Puskesmas dan Rusunawa Cingised.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung mencatat, curah hujan di  Baleendah mengalami peningkatan. Pada Kamis (18/2) curah hujannya mencapai 85 mm/hari. Sehari sebelumnya, curah hujannya hanya 26 mm/hari. Curah hujan yang tinggi juga terjadi di Cileunyi, yaitu 69 mm/hari.

Di Kota Bandung, curah hujan hanya 17,2 mm/hari. Namun, secara akumulatif, curah hujannya sudah mencapai 374 mm/bulan, padahal normalnya 189 mm/bulan.

Kepala BMKG Stasiun Bandung Jumadi mengingatkan agar masyarakat tetap mewaspadai hujan besar yang  terjadi di Jawa Barat, khususnya Bandung.

Dijelaskan pula, Jawa bagian barat diperkirakan akan diguyur hujan ringan hingga lebat yang disertai petir, kilat, dan angin kencang sampai dengan 22 Februari mendatang. Hujan di Jawa Barat berpeluang terjadi pada siang, sore, dan malam hari. Menurut dia, hujan masih akan terus turun hingga Maret. "Tetapi, intensitasnya akan mulai berkurang," kata Jumadi.

Perbaiki hulu.

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat M. Jusuf Kalla di sela-sela kunjungan singkat ke posko pengungsian di GOR Kel./Kec.  Baleendah, Jumat  (19/2) sore menilai, permasalahan banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum harus diselesaikan dengan menitikberatkan pada perbaikan hulu sungai. Dia juga berharap disiplin masyarakat dalam bersahabat dengan sungai harus ditingkatkan.

"Rehabilitasi hutan yang kritis harus dilanjutkan, tetapi masalah ini  bukan hanya menyangkut aliran sungai, melainkan lingkungan di atasnya. Tanah yang gundul mutlak harus ditanami kembali, rakyat juga harus disiplin untuk tidak membuka kebun di pinggir pegunungan," ujarnya.

Sebelum menengok lokasi pengungsian, Kalla yang didampingi Bupati Bandung Obar Sobarna dan Kapolres Bandung Ajun Komisaris Besar Imran Yunus juga mengunjungi posko PMI di Kantor Kec. Baleendah.

Kunjungan pangdam

Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal Pramono Edhie Wibowo, yang didampingi Kepala Pendam III/Siliwangi Letnan Kolonel Isa Haryanto, mengunjungi lokasi banjir di Kec. Dayeuhkolot, Jumat  (19/2). Dalam kunjungannya tersebut, Pramono juga mengunjungi Markas Komando dan Asrama Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) yang juga diterjang banjir sekitar 30 cm hingga 2 m.

Dari Garut dilaporkan, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf didampingi Wakil Bupati Garut Diky Chandra menyerahkan bantuan 2 ton beras, 300 liter minyak goreng, 4.000 bungkus mi instan, 500 kaleng ikan sarden, 300 botol kecap, 300 botol sambal, 60 dus air mineral, 200 lembar tikar, 200 lembar selimut, 200 lembar kelambu, 30 lusin piring dan 70 set peralatan rumah tangga. Selain itu, 100 pak pembalut wanita, 4 tenda peleton, dan 4 set peralatan dunlap yang diharapkan bisa mencukupi kebutuhan pokok hingga sebulan mendatang.(A-158/A-170/A-175/A179)



Post Date : 20 Februari 2010