Enam Kabupaten di Jateng Terendam

Sumber:Suara Pembaruan - 24 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[BREBES] Banjir yang melanda lima kabupaten dan satu kota di Jawa Tengah (Jateng) akibat hujan lebat sejak Sabtu (22/11) hingga Senin (24/11) belum surut dan semakin meluas. Ribuan rumah di lima kabupaten, yakni Kebumen, Purworejo, Brebes, Cilacap dan Banyumas serta Kota Tegal terendam. Banjir juga merendam ribuan hektare (ha) sawah milik petani.

Khusus di Kabupaten Brebes, 17 desa dalam tiga kecamatan dilaporkan terendam, akibat meluapnya Sungai Layapan. Di Kecamatan Wanasari, 1.600 ha tanaman bawang merah yang hampir panen rusak direndam banjir. Akibatnya, kerugian yang diderita petani bawang merah mencapai miliaran rupiah.

Hal itu dikemukakan Bupati Brebes Jateng, Indra Kusuma kepada SP di Brebes, Senin pagi.

Petani bawang merah sangat terpukul. Harapan mereka untuk bisa menikmati panen di akhir tahun nanti sirnah akibat banjir.

Diungkapkan, banjir juga menggenangi sarana fasilitas umum, di antaranya 6 gedung SD, 3 puskesmas dan puluhan kilometer ruas jalan. Bahkan, beberapa ruas jalan yang menghubungkan Sidamulya-Sisalam dan Dukuhwringin-Tegalgandul tergenang air setinggi satu meter, sehingga lalu lintas dan perekonomian lumpuh total.

Di Kebumen dilaporkan, tanggul Sungai Kedungbener, di Desa Desa Bojongsari, Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen, Sabtu malam, jebol mengakibatkan ratusan rumah, sawah, dan ruas jalan terendam banjir, hingga Minggu siang. "Tak ada korban jiwa dalam musibah ini. Tapi, kerugian masyarakat dan petani mencapai ratusan juta rupiah," kata Kepala Desa Bojongsasi, Ahmad Hasibun.

Menurut Hasibun, selain lahan pertanian, dua gedung SD dan satu gedung Taman Kanak-kanak , juga terendam.

Dari Purworejo dilaporkan, dua sungai besar, yaitu Bowonto dan Dulan meluap menggenangi delapan desa di sepanjang tepian sungai tersebut sampai Senin pagi. Banjir tersebut meredam tanaman padi dan jagung yang hampir panen. Selain itu, benih padi yang baru tumbuh hanyut terbawa banjir . Kedelapan desa yang terendam itu adalah Batoh, Dewi, Tunjungrejo, Besole, Bayan, Ponggongkalangan, dan Krandegan semuanya di Kecamatan Bayan, serta Desa Bugel.

Sementara itu, di Banyumas, banjir melanda 12 desa di Kecamatan Tambak, Sumpiuh dan Kemranjen akibat meluapnya Sungai Ijo, Gatel, Petarangan dan Angin. Air tidak bisa mengalir ke Laut Selatan karena sungai di jalur yang menuju ke laut di Cilacap, airnya meluap. Sehingga, air dari Banyumas tak bisa mengalir dan membalik menggenangi lahan pertanian dan permukiman yang ada di Desa Plangkapan, Gebangsari, Sruweng, Bayawulung, Prembun, Nusadadi, Sumpiuh, Sibalung, dan Karanggedang.

Waspada

Di Cilacap, banjir yang terjadi Sabtu dan Minggu malam menggenangi ribuan rumah di Kecamatan Sidareja, Gandrungmangu, Kawunganten, Majenang, dan Wanareja.

Banjir tersebut terjadi akibat meluapnya Sungai Cilodapadang, Cijalu, Pahonjean, dan beberapa anak sungai Citanduy karena pendangkalan.

"Ini baru banjir awal. Puncak banjir biasanya terjadi bila Sungai Citanduy meluap. Sehingga, warga harus mengungsi, karena rumahnya tergenang selama berhari-hari," ujar Bupati Cilacap Probo Yulastoro kepada SP Senin pagi.

Probo mengimbau, masyarakat harus waspada. Karena tidak menutup kemungkinan banjir besar Citanduy akan menyusul, mengingat cuaca semakin buruk. Selain itu, permukaan air Citanduy masih tinggi. Sehingga, pihak Pemerintah Kabupaten Cilacap mulai menyiapkan segala keperluan penanggulangan banjir, yakni petugas Satlak PBA, perahu karet, dapur umum, bahan makan, obat-obatan, tenaga medis, dan alat berat di daerah rawan longsor.

Dari Kota Tegal dilaporkan, Sungai Gangsa yang membatasi Kota/Kabupaten Tegal dengan Brebes, Minggu pagi juga meluap menggenangi ratusan rumah penduduk serta puluhan ha lahan tanaman padi dan bawang. Banjir tersebut dipicu datangnya air rob (air pasangan) dari laut Jawa.

Kepala Kantor Kesbanglinmas Kota Tegal, Sugeng Suwaryo mengatakan, menghadapi banjir, Pemerintah Kota Tegal menyiapkan empat perahu karet untuk mengevakuasi korban banjir seperti tahun-tahun sebelumnya. Sugeng juga mengatakan, bantuan pangan dan obat-obatan serta petugas untuk para korban banjir sudah disiapkan. Belum diketahui berapa nilai kerugian akibat banjir tersebut. Dia hanya mengatakan, yang paling menderita adalah petani bawang merah. "Mereka harus melakukan panen dini, karena saat panen yang sebenarnya baru akan dilakukan sekitar 15 hari lagi, yakni 10 Desember mendatang," katanya. [WMO/W-8]



Post Date : 24 November 2008