PATI-Enam desa di Kecamatan Kayen, Selasa (30) sore, diterjang banjir bandang. Keenam desa itu, yakni Desa Kayen, Srikaton, Slungkep, Jimbaran, Trimulyo dan Sumbersari. Dari pantauan Suara Merdeka, ketinggian air bah tersebut mencapai setengah meter.
Hampir semua jalan desa tergenang dan beberapa rumah warga terendam air. Termasuk akses jalan menuju RSUD Kayen.
Sementara belasan sepeda motor yang hendak menuju RSUD mogok, karena mesinnya mati terendam air. Sulaiman (53), warga RT/RW 1, Desa Kayen, mengungkapkan, air bah mulai menerjang jalan desa, pukul 15.00, bersamaan dengan turunnya hujan. "Sekitar pukul 17.00 air mulai masuk ke rumah. ketinggian air mencapai 15 cm," katanya.
Diceritakannya, air bah berasal dari arah Pati utara. Beberapa sungai sekitar desa tidak mampu menampung kiriman air dari Pegunungan Kendeng. Yakni, Sungai Deren Sawit dan Sumilir. Sebab, menurut Sulaiman, volume sungai semakin berkurang karena sedimentasi.
Ali Gufroni, anggota DPRD Pati, menyebutkan, Desa Kayen sudah empat kali diterjang banjir bandang dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Sekitar dua pekan lalu, kondisinya lebih parah dari sekarang. "Ketinggian air mencapai paha orang dewasa," katanya.
Banjir Lumpur
Sering terjadinya banjir, menurut Ali, dikarenakan semakin berkurangnya jumlah pohon tegakan yang ada di Pegunungan Kendeng. Sehingga, penyerapan air hujan melalui akar pohon tegakan di Kendeng tidak maksimal. Air hujan langsung menggelontor ke tempat yang lebih rendah dan membanjiri pemukiman warga.
Selain itu, air hujan juga mengikis tanah di sekitar pegunungan, sehingga mengakibatkan banjir disertai lumpur. "Padahal, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk membersikan lumpur sisa banjir bandang tersebut. Warga harus menyewa mesin pompa air seharga Rp 100.000 per hari," kata dia.
Selain normalisasi beberapa sungai desa, menurutnya, harus ada penghijauan di Pegunungan Kendeng. Sehingga tingkat penyerapan air hujan di pegunungan tersebut menjadi maksimal. Hujan lebat juga membuat Sungai Juwana limpas ke pemukiman. Sejumlah desa yang terendam di antaranya, Banjarsari, dan Kosekan, Kecamatan Gabus.
Luapan Sungai Juwana di Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Rabu (31/3) mencapai ketinggian 60 cm. Air menggenangi hampir semua jalan di kampung itu dan nyaris masuk ke sejumlah rumah warga. Tanaman padi muda seluas 48 hektare terancam mati akibat terendam banjir. Padi tersebut baru ditanam sepekan lalu.
Kadus Biteng Marzuki mengatakan, selagi Sungai Juwana belum dinormalisasi bencana banjir akan selalu mengancam daerahnya.(K34-36)
Post Date : 01 April 2010
|