|
[LEBAK] Banjir melanda Provinsi Banten dan Bali. Sebanyak enam desa di Kabupaten Lebak, Selasa (6/2), terendam akibat hujan yang mengguyur wilayah Banten sejak Senin (5/2) pukul 23.00 WIB sampai Selasa (6/2) pagi sehingga aliran Sungai Cisangu dan Situ Cibuah meluap. Ratusan rumah di enam desa itu tergenang air dengan ketinggian antara 1,5-2 meter. Berdasarkan pantauan Pembaruan, Sungai Cisangu yang mengalir di daerah sepanjang Kecamatan Warunggunung dan Cibadak, Kabupaten Lebak, meluap karena beberapa bagian tanggul sungai juga rusak. Akibatnya, tidak mampu menahan derasnya arus sungai yang mengalir dari daerah di Kabupaten Pandeglang. Luapan air juga terlihat di Situ Cibuah yang terletak di Desa Banjarsari, Warunggunung. Hal itu mengakibatkan 102 rumah di sepanjang sungai, yakni Desa Banjar-sari dan Desa Cempaka Kecamatan Warunggunung terendam. Camat Warunggunung Agus Sudrajat yang ditemui di lokasi, Selasa (6/2) mengatakan, ketinggian air pada pagi hari mencapai 1- 2 meter. Namun pada siang hari sekitar pukul 12.00, ketinggian air mulai surut. Genangan air hanya terlihat di pekarangan rumah penduduk dengan ketinggian sekitar 50 cm. Luapan Sungai Cisangu juga mengakibatkan desa di Kecamatan Cibadak, yakni Desa Pasar Keong, Panancangan, Malabar, dan Cisangu terendam air. Selain rumah, sekitar 150 hektare areal persawahan di Warunggunung dan ratusan hektare sawah di Cibadak, terendam. Menurut Eti, salah seorang petani asal Desa Banjarsari, bencana banjir yang melanda areal persawahan sudah pasti akan menimbulkan gagal panen. Banyak petani mengeluh, karena biaya yang telah dikeluarkan untuk menggarap sawah itu sangat besar. Selain itu, warga juga kehilangan hewan ternak seperti ayam, itik, dan unggas lainnya hanyut, terbawa banjir. Sementara itu, banjir juga terjadi di Kabupaten Serang menyebabkan puluhan rumah dan sejumlah jalan desa di Kecamatan Baros terendam air. Begitu pula ruas jalan di Kota Serang, seperti perempatan Warung Pojok, Jalan Jenderal Sudirman, dan jalan di kawasan Cipocok Jaya, terendam air. Siaga 24 Jam Sementara itu, Kepala Dina Pekerjaan Umum (PU) Kota Denpasar, Bali, Ketut Winarta mengatakan, ada 18 titik di wilayah Kota Denpasar yang rawan banjir. Di antaranya saluran drainase di Jalan Tjok Agung Tresna, Jl Hangtuah, Jl Suli, Jl Ken Arok, Jl A Yani, Jl Waribang dan di Kelurahan Tonja. ''Secara teknis saluran drainase yang ada di Denpasar masih cukup baik. Namun, adanya sumbatan sampah di beberapa sungai akan berpotensi menyebabkan terjadinya banjir di 18 titik rawan tersebut,'' ujar Winarta kepada Pembaruan, Rabu (7/2) pagi . Winarta mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya banjir, pihaknya telah melakukan penge- rukan terhadap Sungai Badung. Di samping menyiapkan tenaga penggelontor yang siaga 24 jam. Mereka dilengkapi 5 unit dump truck, gergaji mesin, linggis, cangkul dan pompa air. Sementara itu, Kabag Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, Made Erwin Suryadharma yang ditemui terpisah mengatakan, mengantisipasi terjadinya banjir di ibu kota provinsi ini, Pemkot Denpasar juga menyiagakan tim penanggulangan bencana yang tergabung dalam tim Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB). Erwin juga menjelaskan apel siaga kebencanaan mengantisipasi banjir dipimpin Wali Kota Denpasar AA Puspayoga. Apel tersebut diikuti sekitar 150 orang anggota Satlak PB Kota Denpasar yang terdiri atas satu peleton Polisi Pamong Praja, satu regu tim medis, satu regu relawan Palang Merah Indonesia (PMI), satu peleton petugas kebersihan, 50 orang tenaga penggelontoran, satu peleton pemadam kebakaran dan satu peleton tim reaksi cepat. [149/137] Post Date : 07 Februari 2007 |