|
BOROBUDUR - Dampak kemarau panjang masih terasa, meskipun hujan mulai turun beberapa hari terakhir ini. Setidak-tidaknya empat kecamatan di Kabupaten Magelang masih kesulitan air bersih akibat sumber air mengering. Yaitu Kecamatan Borobudur, Bandongan, Tempuran, dan Kajoran. Namun tak semua warga beruntung mendapat droping air dari pemerintah daerah. Sebagian tidak kebagian jatah air seperti warga Desa Donorejo dan Pasuruan, Kecamatan Mertoyudan. Mereka terpaksa berbondong-bondong ke Kali Gending untuk mencuci dan mengambil air. Ansori (40), warga Badungan, Pasuruan, mengaku sudah satu bulan terakhir ini sumur di depan rumahnya tak keluar airnya. Dia harus rela mengambil air di Kali Gending sejauh kurang lebih satu kilometer. "Memang sangat berat bagi kami mengambil air sejauh itu. Namun warga di sini harus tetap menjalaninya untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari," katanya saat mengambil air di Kali Gending, kemarin. Di daerahnya belum ada instalasi pipa dari pemerintah setempat. Biasanya kebutuhan air bersih itu ditopang dari sumur di dekat rumah. Namun dalam tiga bulan terakhir ini sumur sumbernya menyusut dan akhirnya mengering. Dipadati Warga Menurutnya, ratusan warga diselamatkan dengan adanya air yang melimpah di Kali Gending. Setiap pagi dan sore, sendang di bawah jembatan Kali Gending ramai dipadati warga untuk mengambil air. Meskipun dia sudah sebulan terakhir ini kesulitan air bersih, belum pernah mendapatkan droping dari pemerintah. Hal senada diungkapkan Fatkhurahman (40), warga Desa Pasuruan, saat mencuci pakaian bersama istrinya di bawah jembatan Kali Gending. Dia mengaku, rutinitas mandi dan mencuci di Kali Gending sudah dijalani dalam satu bulan terakhir ini. Kali itu menjadi satu-satunya tempat untuk menopang kebutuhan air bersih keluarganya. "Kalau membeli air satu mobil tangki seharga Rp 75.000, kami keberatan. Lebih baik mencuci di kali. Mobil tangki dari pemerintah belum pernah ngedrop air ke daerah saya," katanya. Secara terpisah, Kepala Kesbanglinmas Edy Susanto mengatakan, masih ada empat kecamatan yang masih kekeringan. Namun semua itu sudah ditangani dengan mengerahkan dua mobil tangki. Setiap mobil mengedrop empat kali ke beberapa derah yang berdekatan. "Semua itu gratis. Kalau ada yang membayar, itu tidak benar. Asalkan mereka melapor ke Kepala Desa dan Kecamatan, kami akan menindaklanjutinya dengan mengirim petugas untuk servei," katanya. Menurut dia, pihaknya belum bisa mendata secara keseluruhan karena keterbatasan tenaga. Salah satu cara adalah mengandalkan laporan dari bawah. Setelah itu, baru disurvei. Kalau benar kekeringan, baru akan dikirim air bersih. (H33-66) Post Date : 09 November 2006 |