|
PAMEKASAN (Media): Sejumlah wilayah di empat kabupaten di Madura, Jawa Timur (Jatim), mengalami krisis air bersih akibat kekeringan. Untuk mendapatkan air bersih, warga harus antre di beberapa sumur yang masih memiliki air. Keempat kabupaten yang kekeringan itu adalah Kabupaten Pamekasan, Sampang, Bangkalan, dan Kabupaten Sumenep. Untuk membantu kesulitan yang dialami warga, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bersama pemerintah setempat menyuplai air bersih menggunakan truk tangki. Di Pamekasan, sedikitnya tercatat enam wilayah kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Keenam kecamatan itu adalah Tlanakan, Pademawu, Proppo, Galis, Kadur, dan Kecamatan Waru. ''Setiap hari kami harus menyuplai air bersih ke sejumlah desa di Pamekasan secara bergiliran,'' kata Direktur PDAM Pamekasan, Muhammad, kemarin. Sedangkan di Kabupaten Sampang, kesulitan air bersih dialami warga di sejumlah desa di Kecamatan Pangarengan, Omben, Sreseh, Robatal, Karangpenang, dan Kecamatan Torjun. Di wilayah ini warga banyak yang antre air bersih di beberapa sumur yang masih memiliki air karena sebagian besar sumur mereka mengering. Antrean biasanya terjadi pada malam hari, di saat air dalam sumur mulai banyak. Sejumlah warga di dua kabupaten itu menyatakan krisis air bersih terjadi sejak dua bulan lalu. Untuk kebutuhan minum dan memasak, warga terpaksa membeli air bersih dari warga lainnya yang berlangganan air PDAM seharga Rp500 per liter. Untuk keperluan mandi dan mencuci, sebagian warga memanfaatkan air sungai yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka. Sebagian lagi membeli dari perusahaan swasta seharga Rp75.000 per truk tangki. ''Sudah hampir dua bulan ini kami harus antre air bersih di sumur umum karena sumur kami mulai kering. Kami kini khawatir karena sumur-sumur umum yang jadi andalan airnya juga mulai menyusut,'' kata Abdul Kadir, warga Kecamatan Tlanakan, Pamekasan. Di Kabupaten Bangkalan kekeringan terparah terjadi di Kecamatan Konang, Blega, Tanahmerah, dan Kecamatan Socah. Di Sumenep, jumlah desa yang mengalami krisis air bersih tercatat sebanyak 37 desa. Dari Medan dilaporkan, 99.986 hektare (ha) lahan pertanian di Sumatra Utara (Sumut) kekeringan akibat sejumlah bendungan dan irigasi yang selama ini mengairi lahan tersebut rusak. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumut A Effendi Lubis kepada Media, kemarin, mengatakan, kerusakan bendungan dan irigasi akibat bencana alam gempa bumi dan banjir, serta akibat tidak dipelihara. (MG/YN/N-1) Post Date : 21 September 2005 |